TEMPO.CO, Jakarta- Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Surono mengatakan, aktivitas vulkanik Gunung Papandayan memicu gempa bumi lokal yang terasa warga di seputaran puncak gunung itu.
"Gak usah panik, ini kan gempa yang dihasilkan oleh sesar-sesar cukup pendek, akibat tekanan gunung api, bukan tekanan yang luar biasa besarnya sehingga menghasilkan gempa-gempa kecil saja," kata dia di Bandung, Rabu, 15 Mei 2013.
Menurut dia, lembaganya menerima laporan dari BPBD Kabupaten Garut bahwa warga yang bermukim relatif dekat dengan puncak gunung itu merasakan gempa. Disebutkan, warga yang bermukim di Desa Sukamulya, Kecamatan Talegong, Kabupaten Garut yang berada di arah barat, berjarak 14 kilometer dari puncak gunung itu merasakan gempa.
Surono mengatakan, sebelum menerima laporan itu, lembaganya sudah mengirim tim untuk menyelidiki gempa yang dilaporkan terasa di sekitar puncak gunung itu. Menurut dia, gempa terasa di sekitaran puncak Gunung Papandayan sudah terjadi sejak 2 Mei 2013 lalu, sebelum lembaga itu menaikkan status gunung itu menjadi Siaga atau Level III pada 5 Mei 2013 lalu.
Catatan lembaganya, gempa bumi lokal yang terasa di seputaran puncak Papandayan pada 2 Mei 2013 tercatat terjadi 8 kali oleh wartga Desa Sukamulya. Besoknya pada 3 Mei 2013 terasa 7 kali, pada 4 Mei 2013 terasa 9 kali, pada 5 mei 2013 terasa 5 kali, serta pada 6 Mei 2013 terasa 5 kali.
Dia meminta warga tidak panik. Tekanan yang dibangun oleh aktivitas gunung api tidak terlalu besar, sehingga sesar yang terpicu bergerak hanya akan menghasilkan gempa dengan kekuatan relatif kecil. Dia menduga, gempa yang terjadi di seputaran puncak Gunung Papandayan, kekuatannya tidak melebihi 4,5 Skala Richter.
AHMAD FIKRI