TEMPO.CO, Jayapura - Petinggi Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih Papua menyesalkan tindakan anggotanya yang menembak warga di Kabupaten Jayawijaya bernama Arton Kogoya, 24 tahun, Sabtu malam 11 Mei 2013.
Korban meninggal dengan luka tembak di bagian dada dan paha. "Panglima (Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Christian Zebua) sangat menyesalkan ini, saya dikontak dan beliau mengatakan agar kasus ini diusut tuntas," kata Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Letkol Infantri Jansen Simanjuntak, Minggu 12 Mei 2013.
Ia mengatakan, oknum anggota yang menembak pasti akan diberi sanksi. "Itu sesuai prosedur, dimana anggota yang bersalah, akan menjalani sidang dan selanjutnya dihukum," katanya.
Pelaku adalah Prada Wahyudi yang menembak karena diserang. Korban Arton Kogoya meninggal ditempat. "Arah senjata dimaksudkan ke tanah, namun karena terjepit dan panik, peluru yang ditembakan mengenai sekitar dada korban," kata Jansen.
Komandan Distrik Militer Wamena, Jayawijaya, Letkol Yusuf Sampetoding mengatakan kasus tersebut sementara diinvestigasi. "Ini masih proses investigasi, saya baru tiba pagi ini di Wamena," ucapnya.
Direktur Aliansi Demokrasi untuk Papua Latifah Anum Siregar menjelaskan, usaha membela diri dari oknum TNI merupakan cerita lama. "Karena ada prosedur hukum yang harus ditaati, bukan memanggil rekannya dan membalas, tapi seharusnya melapor ke polisi untuk ditangani, karena itu tugas polisi," ujarnya.
Ia berharap kasus ini diusut tuntas. "Dan pelakunya dihukum, disini ada dua peristiwa, pemalakan dan penembakan, dalam peristiwa pertama, kalau anggota TNI menyerahkan ini pada polisi, tak akan terjadi peristiwa kedua," katanya.
Insiden tersebut berawal ketika tiga anggota TNI Yonif 756 Pos Napua, Serda Agung, Pratu Sitanggang dan Prada Haryono usai bermain futsal di Kota Wamena, sekitar pukul 22.00 WIT. Ketiganya kemudian singgah di warung Wonogiri Tiga Wamena untuk membeli makan. Tiba-tiba datang lima orang mabuk dan memalak.
Karena tak dikasih uang, terjadilah cekcok mulut yang berujung perkelahian. Pemalak yang membawa alat tajam juga mengejar tiga anggota TNI menggunakan parang. Seorang prajurit ini kemudian menelpon rekannya di pos Napua. Tidak berapa lama, bantuan langsung tiba.
Jumlah prajurit yang lebih banyak ternyata tak mengurungkan niat pemalak untuk terus menyerang. Dalam keadaan terjepit itu, Prada Wahyudi menembak tewas seorang diantaranya.
JERRY OMONA
Terhangat:
Teroris | Edsus FANS BOLA | Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh
Baca Juga:
Terima Mobil dari Fathanah, Siapa Novia Ardhana?
PPATK: Ahmad Fathanah Bukan Penjahat Baru
Bos Tersangka Perbudakan Buruh Diistimewakan
Karena 'Demi Tuhan', Arya Wiguna Menjadi Artis
PKS Akan Serahkan Mobil Luthfi ke KPK
Kisruh Penyitaan, Majelis Syuro PKS Gelar Rapat
Liputan Teroris, Wakapolri: Media Merugikan Polisi
'Pak Erik Meijer? Cakep!'