TEMPO.CO , Jakarta: Sikap Untung Hidayat alias Abu Roban, tersangka teroris yang tewas saat penggerebekan oleh Detasemen Khusus Antiteror 88 Mabes Polri, berubah drastis sejak 2005. Menurut sang bibi, Siti Khodijah, 45 tahun, keponakannya itu tidak sehangat saat masih tinggal di Kampung Limbung, Batang, Jawa Tengah. “Berubah sekali sejak punya KTP di sini (Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan),” katanya saat ditemui, Sabtu, 11 Mei 2013.
Menurut Siti, dulu Untung dikenal sebagai pemuda yang ramah dan perhatian terhadap keluarga. Didikan agama oleh ayahnya juga sangat ditaati sehingga hampir tidak pernah melupakan kewajiban solat lima waktu. “Dia juga sering ngaji setiap hari, dari kecil sampai sekarang juga tetap kuat ibadahnya,” kata dia.
Untung juga memiliki kepribadian yang terbuka dan selalu menolong orang yang membutuhkan bantuan. “Pokoknya tidak ada yang aneh dari dia,” katanya.
Rianti, 22 tahun, keponakan Untung, menilai pamannya itu sebagai pribadi yang humoris. Tidak jarang Untung melontarkan candaan yang bisa membuat orang di sekitarnya ikut tertawa. Saat tinggal di Jakarta, pamannya itu mencari uang dengan berdagang buah nangka di kawasan Jalan Arteri Pondok Indah.
Perubahan terjadi sejak 2005. Untung menjadi tertutup dan jarang berkomunikasi dengan keluarga. Bahkan, kata Siti, orang tua Untung kerap menelpon dirinya untuk sekedar bertanya keadaan Untung. “Kalau sampai seperti itu berarti memang dia tidak pernah berkomunikasi dengan orang tuanya kan,” ujar dia.
istri Untung, Eka Husnita, juga sangat pendiam. Saat bertamu ke rumah Siti di Cipulir, Ika jarang sekali bicara. Siti pun segan bertanya lebih banyak kepada perempuan itu. “Pokoknya sejak punya KTP Cipulir berubah drastis,” ujarnya.
Sebelumnya, Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri menembak mati Abu Roban di Desa Limpung, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Rabu sekitar pukul 15.00 WIB. Abu Roban saat itu sudah dibuntuti oleh petugas Densus 88 Antiteror dari Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
Namun saat dihadang petugas, dia berusaha melawan dengan menggunakan senjata api sehingga petugas Densus langsung menembaknya. Dari tangan Abu Roban diamankan senjata FN, Revolver dengan 9 peluru, perlengkapan komputer dan lain-lain.
DIMAS SIREGAR