TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera Muzammil Yusuf meminta Komisi Pemberantasan Korupsi untuk tidak tebang pilih dalam menyelesaikan kasus korupsi. Menurut dia, KPK juga harus menuntaskan kasus-kasus besar seperti Hambalang, Century, hingga Bantuan Likuiditas Bank Indonesia. (Baca: KPK: PKS Jangan Membalikkan Fakta)
"Biar rakyat merasa KPK adil, KPK jangan jadi alat politik," kata Muzammil saat konferensi pers di gedung DPP PKS, Jumat, 10 Mei 2013.
PKS dan KPK belakangan santer diberitakan berseteru. Berawal dari penyitaan mobil yang hendak dilakukan para penyidik KPK, di kompleks gedung DPP PKS, Senin malam, 6 Mei 2013, pemberitaan muncul dari dua pihak tersebut.
Ada dua versi mengenai penyitaan ini. Versi KPK, penyidik KPK dihalang-halangi petugas keamanan kompleks DPP PKS yang bergabung dengan beberapa orang berpakaian preman. Versi PKS, penyidik menyusup masuk menumpang Ahmad Zaky (orang dekat Luthfi), dan tiba-tiba melakukan penyitaan tanpa surat tugas dan identitas. Menurut PKS, penyidik KPK bahkan tak mengenakan rompi KPK.
Berdasarkan pengamatan, mobil-mobil yang disegel adalah Nissan Frontier Navara hitam B-9051-QI, Mitsubishi Grandis hitam B-7476-UE, Mitsubishi Pajero Sport hitam B-1074-RWD, Mazda CX-9 putih B-2-MDF, Toyota Fortuner hitam B-544-RFS, dan Volkswagen Caravelle hitam B-948-RFS.
MUHAMAD RIZKI
Terhangat:
Teroris | Edsus FANS BOLA | Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh
Baca juga:
Ahok Kembali Tegaskan Konsep Jakarta Smart City
Kampung Deret Pertama Jokowi Ada di Petogogan
Ahok: Komnas HAM Tidak Paham Keadilan
Ahok: Pemprov Tak Perlu Datang ke Komnas HAM