TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Max Sopacua mengatakan, banyak survei yang dijadikan strategi menggiring opini publik. Menurut dia, hasil survei ini digunakan untuk mempengaruhi rakyat ke calon tertentu. "Saya tidak menuduh partai lain menyewa lembaga survei, tapi ini bisa menjadi salah satu strategi menggiring pemilih," ucap Max ketika dihubungi Jumat, 10 Mei 2013.
Menurutnya, langkah menyewa lembaga survei ini belum tentu bisa efektif mempengaruhi masyarakat. Dia yakin rakyat lebih pintar untuk memilih berdasarkan rekam jejaknya. Karena itu Demokrat tetap tidak menyewa lembaga survei lain. Alasannya, responden survei kadang tidak jelas kebenarannya.
"Kami menggunakan konvensi untuk memilih calon presiden karena lebih jelas daripada melihat hasil survei," ucap Max. Konvensi akan menjaring orang-orang terbaik yang bakal dicalonkan oleh Demokrat. Dia berjanji, tokoh yang diusung bukan karena kedekatan dengan elit atau keluarga petinggi partai.
Sejumlah lembaga survei memunculkan nama-nama baru seperti mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso dan mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Rizal Ramli. Hasil survei lain menyebutkan, calon presiden dari Golkar Aburizal Bakrie terpopuler di kalangan pemilih pemula.
SUNDARI
Topik terhangat:
Penggerebekan Teroris | E-KTP |Vitalia Sesha & Wanita-wanita Fathanah | Perbudakan Buruh
Berita lainnya:
Bos Perbudakan Buruh Panci, Yuki Irawan Buka Suara
Tersangka Teroris Sembunyi di Bak Air
Pintar Agama dan Bahasa Arab, Fathanah Tak Jumatan
Arya Wiguna: Vitalia Sesha itu Beneran Cantik
Fathanah Naikkan Gaji Sopir Tiap Bulan