TEMPO.CO, Semarang - Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Semarang, Jawa Tengah, Komisaris Besar Elan Subilan, akan menindak pimpinan pendukung Persatuan Sepak Bola Indonesia Semarang (PSIS) jika tak mengganti kerugian warga Godong yang menjadi korban kerusuhan usai pertandingan di Grobogan, Ahad 5 Mei 2013. “Kami segera memeriksa pengurus suporter, baik dari Panser Biru dan Snex bila tak memberikan tangung jawab kerugian korban,” ujar Elan Subilan, usai rapat dengan pejabat pelaksana tugas wali kota Semarang, menejemen PSIS dan pengurus pendukung, Rabu 8 Mei 2013.
Elan menyatakan, pemeriksaan itu sebagai tindakan hukum atas tuduhan penjarahan, penganiayaan dan pengrusakkan yang dilakukan oleh pendukung klub sepak bola asal Kota Semarang. Ia mencatat terdapat sejumlah barang bukti dalam insiden kerusuhan suporter dengan warga Godong, di antaranya 210 sepeda motor dan empat unit mobil rusak. “Itu berupa barang bukti yang dikumpulkan di kantor kepolsian grobogan,” katanya. Kerugian ditaksir sekitar Rp 750 juta. Elan menyatakan telah berkoordinasi dengan kejaksaan dan pengadilan untuk memastikan proses hukum itu.
Dia juga melarang PSIS menggelar pertandingan di Kota Semarang selama memasuki pemilihan gubernur Jawa Tengah sejak 8 hingga 27 Mei 2013. Menurut dia, larangan itu sebagaimana larangan yang sama yang dia terima sebelumnya dari Kepolisian Daerah Jawa Tengah.
Sementara itu Pejabat Pelaksana Tugas Wali Kota Semarang Hendar Prihadi, mendesak organisasi pendukung PSIS bertangung jawab atas insiden kerusuhan yang merugikan masyarakat Godong. Ia siap membantu menyampaikan permintaan maaf dan pengatian kerugian. “Kita ini tetangga antara Semarang dan Grobogan,” ujar Hendrar. Ia juga minta pendukung PSIS tak menggerakkan dukungan saat ada pertandingan ke luar kota.
Ketua pendukung PSIS Kota Semarang Snex, Hendra Kuswara, mengaku sulit mengganti kerugian yang dituntut Kapoltabes Semarang Elan Subilan itu. Ia berkilah, pendukung PSIS yang merusak dan menjarah itu datang tanpa koordinasi dengan organisasinya. “Sebelum tour ke Grobogan kami telah membuka pendaftaran agar berangkat bareng,” katanya. Apalagi, ujarnya, organisasinya tak punya anggaran untuk mengganti kerugian itu.
EDI FAISOL