TEMPO.CO, Jember - Peretas situs pribadi Presiden SBY, Wildan Yani Ashari dinilai sebagai anak yang berbakat di bidang teknologi informasi. Penilaian itu diungkapakn saksi ahli kasus itu, Aditya Kurniawan, di pengadilan negeri Jember, Rabu, 8 Mei 2013 siang. ""Dia berbakat, dalam kasus ini menurut saya dia hanya iseng,"ujar dia.
Dosen jurusan Teknik Informatika Universitas Bina Nusantara itu menambahkan, yang dilakukan Wildan terhadap situs SBY adalah tindakan yang cukup sulit, meskipun tidak membutuhkan sekolah atau pendidikan khusus. Namun rupanya, kata dia, Wildan tekun mempelajari dasar-dasar 'utak-atik' beragam kode, sistem dan aplikasi lewat internet. " Dalam kasus ini, situs presiden itu tetap aman. Wildan hanya mengalihkan para pengunjung situs. Sehingga seolah-olah situs itu yang di-hack,"kata Kurniawan.
Pemuda yang biasa dipanggil Yayan itu, kata Kurniawan, menerobos celah keamanan dengan menggunakan dua alat (tools) yakni 'WHMKiller' dan sebuah 'WSO webshell'. Akhirnya, dia berhasil menerobos masuk ke dalam sistem 'www.jatirejanetwork.com, www.techscape.com' dan 'www.enom.com'.
Setelah menerobos, dia membuat 'username' dan 'password' sendiri. Akibatnya, dengan leluasa mencari beragam informasi, hingga khirnya menemukan Domain Name Server (DNS) laman www.presidensby.info. Dari laman pribadi Presiden SBY itu, dia menemukan informasi penting penting berupa data 'Administrative Domain/Nameserver'.
Yayan lantas mengutak atik data tersebut hingga akhirnya berhasil menempatkan sebuah file HTML . File HTML itu semacam blok warna hitam. Pada halaman nampak ikon mirip gambar pocong dan tulisan ""! Hacked by MJL 007 ! This is a PayBack From Jember Hacker Team."
Namun Aditya Kurniawan juga mengatakan bahwa layanan ISP dan 'webhosting' yang dikelola 'www.jatirejanetwork.com, www.techscape.com' menggunakan WHMCompleteSolution (WHMCS) versi 4 dan versi 5. Menurutnya, saat ini sudah ada WHCMS versi 6. "Kalau belum di-update ke versi 6 keatas yang masih bisa dibobol dengan dua tools ('WHMKiller' dan 'WSO webshell') itu.
Keterangan Aditya Kurniawan itu bertolak belakang dengan kesaksian Eman Sulaeman Bin Enjen, pemilik webhosting www.jatirejanetwork.com pada sidang dua pekan lalu. Saat itu, Eman mengatakan, selama ini pengamanan layanan ISP dan webhosting yang dikelolanya sangat tinggi. Dia bahkan mengaku memiliki satu server di Indonesia dan satu server di Amerika. Dan setidaknya dalam dua tahun terakhir server www.jateriejanetwork.com yang dikelolanya tidak pernah kebobolan.
"Kalau memang tinggi pengamanannya, kok sampai dibobol oleh terdakwa Wildan?,"kata hakim Nur kholis. Eman hanya menggeleng seraya berkata,"Saya tidak tahu Pak hakim. Hal seperti itu susah sekali dilakukan, apalagi sendirian."
MAHBUD DJUNAIDY
Topik hangat:
Perbudakan Buruh | Harga BBM | Susno Duadji | Ustad Jefry
Baca juga:
2 Polisi Beking Perbudakan Buruh Panci Diperiksa
Ini Daftar Suami-Istri, Anak-Menantu Caleg
Besar Gaji Korban Perbudakan Buruh Panci
Polisi, TNI dan Kades Pelindung Bos Pabrik Panci?
Vitalia Sesha Paling Dicari di Google
Video Vitalia Sesha Bertebaran di YouTube