TEMPO.CO, Jayapura-Pimpinan kelompok warga di Aimas, Kabupaten Sorong, Papua, Isak Klaibin, yang terlibat bentrok dengan polisi, Selasa, 30 April 2013, membantah menyerang patroli polisi hingga berujung terjadinya penembakan.
"Kami sebenarnya malam itu akan melaksanakan ibadah syukur menjelang Hari Integrasi Papua, 1 Mei 2013. Tidak ada pengibaran bendera Bintang Kejora atau pembacaan dokumen tentang organ gerakan," kata Isak Klaibin, Kamis, 2 Mei 2013.
Namun saat warga berkumpul, tiba-tiba mereka dikagetkan dengan suara tembakan. Sebelum ibadah dilaksanakan, terjadi penyerangan yang dilakukan oleh dua mobil Avanza, L 200, dan sebuah mobil patroli gabungan. "Tiga orang luka, dua orang diantaranya sudah dibawa pulang dan satu warga atas nama Salomina Klaibin masih dalam perawatan intensif," ujarnya. Ada tiga luka tembak di tubuh Salomina.
Dalam peristiwa itu, Abner Malagawak, 22 tahun; dan Thomas Blesia, 28 tahun, tewas ditempat. Rencananya korban meninggal akan dimakamkan Kamis sore ini di Sorong. "Kejadiannya sangat cepat, dan itu malam hari, kami mengira ditembak ke atas ternyata mengenai orang," kata Isak. (Baca juga: Anggota TNI juga terluka)
Saat kejadian, kedua korban sedang berada dalam posko Papua Merdeka di Distrik Aimas, Kabupaten Sorong. "Itu kan versi warga, kalau versi kami beda," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Polisi I Gede Sumerta Jaya.
Ia menjelaskan, polisi tengah melakukan penyelidikan atas kasus tersebut. "Jika terbukti ada kesalahan prosedur, pastilah anggota polisi yang melakukan diproses," ucapnya. (Baca juga: Polisi yang picu rusuh Sorong bisa dipecat)
JERRY OMONA
Berita lainnya:
Tiga Isu Negatif Terkait Akun @SBYudhoyono
Ayu Azhari: Saya Korban Janji Ahmad Fathanah
MA: Putusan Susno Tak Perlu Perintah Penahanan
Hajar Barcelona, Bayern Jumpa Dortmund di Final