TEMPO.CO, Gwangju - Komite Penghargaan Hak Asasi Manusia Gwangju 2013 hari ini mengumumkan penganugerahan hadiah khusus untuk Majalah Tempo. Majalah ini dinilai berani memberitakan korupsi dan ketidakadilan di negerinya.
Ketua Komite HAM untuk Penghargaan Gwangju 2013, Yoon Jang-Hyun, berharap Tempo bisa terus memainkan peran penting dalam mengawal kebebasan pers di Indonesia. "Tempo harus terus menjadi obor pencerah untuk menerangi sisi-sisi gelap dari Indonesia," kata Jang-Hyun, aktivis Komisi HAM Asia atau Asian Human Rights Commission, dalam siaran persnya Kamis 25 April 2013. Sebelumnya, Tempo juga mendapat penghargaan HAM Yap Thiam Hien Award 2012.
Penghargaan utama untuk tahun ini diberikan kepada Hijos e Hijas por la Identidad y la Justicia contra el Olvido y el Silencio (H.I.J.O.S). Organisasi yang didirikan oleh putra putri korban penculikan, kekerasan dan pembunuhan oleh rezim diktator di Argentina (1976-1989) ini konsisten menuntut penghentian impunitas pada pelaku pelanggaran HAM berat di sana.
"Komite HAM Gwangju menyampaikan duka cita yang mendalam pada para korban dan keluarganya, yang telah jadi martir tidak hanya untuk Amerika Selatan, tapi juga untuk dunia," kata Jang-Hyun dalam siaran persnya.
H.I.J.O.S kini bertransformasi menjadi wadah bagi anak muda Argentina yang ingin berjuang bersama untuk idealisme dan cita-cita politik mereka. Organisasi ini juga getol mendorong keadilan restoratif untuk korban rezim militer serta pemulihan mereka dari trauma akibat penindasan bertahun-tahun. Pencapaian utama H.I.J.O.S, menurut komite, adalah konsistensi mereka untuk terus menuntut para pelaku pelanggaran HAM berat diseret ke pengadilan.
Komite menilai lima langkah H.I.J.O.S untuk mencari kebenaran dan fakta atas apa yang terjadi, melakukan gugatan atau aksi yudisial, mengembalikan dan merehabilitasi kehormatan serta martabat korban, dan mengingat serta mengenang jasa para korban, cocok dengan semangat Deklarasi Gwangju untuk Hak Asasi Manusia. "Adalah tak terhindarkan untuk memaafkan dan berekonsiliasi, namun perlu ada klarifikasi atas fakta sejarah dan ada permintaan maaf yang tulus. Ini penting untuk menghilangkan jejak memalukan dari bagian gelap sejarah Argentina ini," kata Jang-Hyun.
"Kami berharap semangat H.I.J.O.S. yang nampak dari tradisi "Madres de Plaza de Mayo" dan "Abuelas de Plaza de mayo" pada akhirnya akan berhasil," kata Jang-Hyun lagi. Penganugerahan penghargaan ini untuk H.I.J.O.S diharapkan membawa inspirasi dan semangat untuk mereka yang masih tertindas di negeri lain.
Anggota Komite HAM untuk Gwangju adalah Gwan In-Suk (Yayasan Demokrasi Korea), In Jae-Geun (parlemen Korea), Oh Jae-Yiel (The May 18 Memorial Foundation), Park Young-Kwan (Busan Democratic Movement Memorial Association), Seo Young-Jin (Koran Gwangju Daily) dan Son Shim-Gil (Komnas HAM Korea).
RILIS | SEULKI LEE
Berita Terpopuler:
Alasan Atlet Risa Suseanty Tolak Santunan Lion Air
Eksekusi Susno Semalam, Kajati 'Lempar Handuk'
Susno Keluar dari Markas Polda Tengah Malam
Disebut Sesat, Eyang Subur Dituding Tebar Ancaman
Empat Gol Lewandowski Hancurkan Madrid 4-1