TEMPO.CO, Banjarnegara-Gempa berkekuatan 4,8 skala richter mengguncang Dataran Tinggi Dieng pada Jumat (19/4) malam. Saat ini sekitar 5.000 pengungsi masih bertahan di pengungsian. Mereka membutuhkan selimut hangat karena udara Dieng saat ini sangat dingin.
"Anak-anak butuh selimut, kami tidak membawa apa-apa saat mengungsi," kata Solehan, 40 tahun, warga Desa Kepakisan Kecamatan Batur Banjarnegara, Sabtu (20/4) saat ditemui di lokasi pengungsian Balai Desa Dieng Wetan.
Ia bersama dua anaknya lari tunggang langgang saat gempa terjadi. Ia tak sempat membawa apapun kecuali pakaian yang melekat di tubuhnya.
Dari pantauan Tempo, pengungsi harus merapatkan badan agar terasa lebih hangat. Meski sudah ada beberapa selimut, namun jumlahnya tak mencukupi.
Solehan mengaku sudah ada bantuan sejumlah selimut, namun jumlahnya tak mencukupi. Apalagi baju hangat dan selimut untuk anak-anak. "Kalau ada kasur buat anak-anak, kami cukup selimut saja sudah cukup," katanya.
Muhammad Fathoni, 60 tahun, pengungsi dari Desa Pekasiran mengatakan mereka takut kembali ke rumahnya karena takut terjadi gempa susulan. "Kami tak akan pulang sebelum keadaan benar-benar aman," katanya.
Salah seorang petugas Pos Pengungsian Balai Desa Gembol, Dani Irawan mengatakan kebutuhan logistik pengungsi untuk sementara dibantu oleh warga sekitar yang dikoordinasikan oleh Karang Taruna Desa Gembol. "Bantuan logistik berupa air mineral dan mi instan baru datang," kata dia yang juga pengurus Karang Taruna Desa Gembol.
Wakil Bupati Banjarnegara, Hadi Supeno mengatakan, saat ini tercatat masih ada 5.000 pengungsi di sejumlah lokasi pengungsian. "Logistik akan kami penuhi termasuk selimut," katanya.
Ia mengatakan, kondisi Kawah Timbang masih fluktuatif. Meski ada gempa, kata dia, tidak terpantau adanya gas beracun yang keluar dari kawah dalam radius 1000 meter.
ARIS ANDRIANTO
Topik Terhangat:
Ujian Nasional | Bom Boston | Lion Air Jatuh | Kasus Cebongan
Baca juga:
EDISI KHUSUS Preman Jogja
Calon Kapolri Rekening Gendut? PPATK Turun Tangan
Tak Ada Lagi Pentolan Preman di Yogya
Kisruh UN, Menteri Nuh: Ini Musibah
Partai Kabah Lamar Yenny Wahid