TEMPO.CO, Medan - Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Denny Indrayana mengatakan bentrokan antara sesama pengungsi warga suku Myanmar di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Belawan, Sumatera Utara disebabkan karena tempat itu dihuni 480 pengungsi. Padahal kapasitas sebenarnya sekitar 50 orang. (Baca: Bentrokan Warga Myanmar di Sumatera Utara)
Petugas jaga, kata Denny, sudah berusaha menjaga pengungsi agar memelihara ketenteraman. "Saya meminta maaf dan meski petugas sudah berusaha mencegah, delapan orang meninggal," kata Denny kepada wartawan, Jumat, 5 April 2013.
Menurut Denny, 21 warga Myanmar sudah diperiksa guna mencari penyebab bentrokan yang menewaskan delapan pengungsi itu. "Kejadian ini catatan dan akan menjadi evaluasi kepada kami meski sebenarnya di sana (Rudenim) Belawan sudah dipisah kelompok-kelompok tertentu," ujar Denny.
Denny Indrayana berada di Medan bukan secara khusus mengunjungi lokasi bentrokan di Rudenim. Denny berada di sana untuk mengisi acara orientasi pelaksanaan tugas dan fungsi bagi calon pegawai negeri sipil tahun 2013.
Sebanyak delapan orang tewas dan 15 lainnya terluka dalam bentrokan antarpenguhuni Rudenim Belawan, sekitar pukul 01.00 WIB dinihari tadi.
Dugaan sementara, bentrokan tehjadi karena perselisihan antarsuku yang sudah terjadi sejak para pengungsi masih berada di negeri asal mereka. Mereka berasal dari suku Rohingya dan pelaku illegal fishing asal Myanmar.
Seluruh korban tewas sudah berada di kamar mayat Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan. Sementara yang mengalami luka-luka dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.
SAHAT SIMATUPANG
Berita Lainnya:
Selepas Bentrokan, Polisi Periksa 21 Muslim Myanmar
Foto: Gaun Unik
Bambang Pamungkas Dilamar Persewangi
Rhoma Irama Konsolidasi Pendukungnya di Pemilu
Viva Tegaskan Penjualan Saham Urusan Grup Bakrie
SBY Bilang Pelaku Penyerangan LP Cebongan Kesatria