TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Yudhoyono merasa menyesal atas insiden pembunuhan Kepala Kepolisian Sektor Dolok Perdamean, Sumatera Utara, Ajun Komisaris Andar Siahaan, Rabu pekan lalu. "Saya prihatin betul," kata SBY, saat membuka rapat kabinet bidang politik, hukum, dan keamanan, di kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin, 1 April 2013.
Menurut SBY, insiden pembunuhan itu sebenarnya tidak perlu terjadi jika semua aparatur pemerintahan menjalankan tugas secara profesional. "Tidak under-estimate, tidak lengah, gunakan taktik dan teknik yang baik, bisa melihat situasi, dan seterusnya," ujar dia.
Andar Siahaan tewas dianiaya massa dalam niatnya menangkap pelaku perjudian. Usai menangkap pelaku di Desa Dolok Saribu, Andar malah diteriaki sebagai maling dan dihakimi massa. Ia tewas karena hantaman benda tumpul ke kepalanya. (Baca selengkapnya di sini)
Ia mengatakan almarhum Ajun Komisaris Andar Siahaan akan dinaikkan pangkatnya menjadi Komisaris Anumerta. "Saya harus mengatakan dia gugur dalam menjalankan tugas," ucap SBY. "Tapi sebetulnya kejadian itu bisa dicegah manakala langkah-langkah penegakan hukumnya bisa dilaksanakan dan lebih baik lagi."
SBY pun prihatin jika ada manipulasi dengan meneriakkan almarhum menggunakan kata "maling" yang berakibat meninggalnya seorang abdi negara. "Masyarakat kita, kita semua, janganlah melakukan tindakan seperti itu," katanya. "Hukum ditegakkan, siapa pun yang bersalah harus juga diberi sanksi."
PRIHANDOKO