TEMPO.CO, Jakarta - Tingkat keterpilihan Partai Demokrat terus terpuruk dibandingkan dengan hasil Pemilihan Umum 2009 lalu yang mencapai 20,85 persen. Menurut Lembaga Survei Nasional, tingkat elektabilitas Demokrat hanya sebesar 4,3 persen jika pemilu dilakukan pada hari ini.
"Suara Partai Demokrat terus merosot tajam," kata Direktur Eksekutif LSN, Umar S. Bakry, saat pemaparan hasil survei, Ahad, 24 Maret 2013.
LSN mengadakan survei pada 26 Februari-15 Maret 2013 di 33 provinsi dengan jumlah responden sebanyak 1.230 orang. Survei dilakukan dengan metode teknik pencuplikan rambang berjenjang dan proporsional terhadap jumlah penduduk di setiap provinsi.
Simpangan kesalahan survei sebesar 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka serta berpedoman pada kuesioner. Survei ini dilengkapi dengan wawancara mendalam dan analisis media.
Umar menjelaskan ada sejumlah faktor yang menyebabkan Demokrat mendapatkan sentimen negatif. Pertama, kinerja pemerintah dianggap stagnan dan tidak mengubah apa pun. Publik hanya menganggap kinerja pemerintah positif dalam bidang kesehatan dan pendidikan. "Untuk sektor lain publik memberi nilai merah," kata Umar.
Faktor kedua adalah persepsi publik bahwa Demokrat merupakan partai korup. Menurut dia, sebanyak 70,4 persen publik tetap beranggapan Partai Demokrat sebagai partai terkorup. "Persepsi ini terus menguat," kata dia.
Umar menjelaskan sentimen publik terhadap sebagian besar partai koalisi. Menurut hasil survei, tingkat elektabilitas Partai Keadilan Sejahtera hanya 4,6 persen, Partai Amanat Nasional 4,1 persen, PKB 4,1 persen, dan Partai Persatuan Pembangunan 3,4 persen. "Publik menilai partai koalisi cenderung konservatif dan antiperubahan," kata dia.
WAYAN AGUS PURNOMO