TEMPO.CO, Banjarnegara - Petugas pemantauan gas beracun Kawah Timbang, Desa Sumberejo Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, kembali mendeteksi gas beracun di radius 700 meter. Sebelumnya, semburan gas menurun dan tak terendus di zona pemantauan. “Memang terdeteksi kembali adanya gas beracun di radius 700 meter,” kata anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banjarnegara, Andri Sulistiyo, Jumat, 22 Maret 2013.
Dia menjelaskan, berdasarkan pengukuran detektor gas, tercatat gas CO2 mencapai 0,3 persen. Sedangkan volume dari batas aman adalah 0,5 persen volume. Sementara gas H2S tercatat 12 ppm. Secara visual, kata dia, luncuran gas berupa asap putih tebal menjangkau hingga jarak 300 meter ke arah selatan. “Belerang tercium lemah pada jarak satu kilometer,” katanya. Sebelumnya asap putih tebal meluncur dari pusat kawah hingga jarak 200 meter.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Dieng Tunut Pujiharjo mengatakan, alat pengukur konsentrasi gas dari Badan Geologi Amerika Serikat sulit dipakai di Kawah Timbang. “Penggunaannya sulit karena butuh dua orang yang dilengkapi tabung gas oksigen,” katanya.
Tunut menjelaskan, jika memakai pengukur gas itu, waktu yang dibutuhkan untuk mengukur konsentrasi gas di satu titik ukur sekitar 15 menit. “Padahal, satu tabung oksigen hanya dapat dipakai untuk 30 menit,” ujarnya. Sehingga satu tabung hanya efektif untuk mengukur gas di dua titik. Padahal, ada delapan titik ukur pada radius 700 meter. Selain itu, kata dia, alat pengukur gas dari Amerika ini butuh peralatan lain berupa komputer jinjing.
Akan tetapi, katanya, tingkat akurasi alat ukur multigas ini lebih bagus dibanding alat yang selama ini dipakai mengukur konsentrasi gas di Kawah Timbang. Menurut dia, alat itu lebih bagus jika dipasang secara menetap di sekitar Kawah Timbang dan data ditelemetrikan ke PGA Dieng. “Alat itu akan ditanam permanen di Kawah Timbang Juni nanti,” ujar Tunut.
Masih belum turunnya aktivitas Kawah Timbang membuat petani rugi. “Saat ini seharusnya sudah mulai masuk masa tanam,” kata Kepala Desa Sumberejo, Ibrahim. Akibat tak bisa menanam di sekitar kawah, bibit kentang yang siap tanam menjadi busuk. Ladang kentang di sekitar Kawah Timbang seluas 50 hektare. “Tapi kami masih mematuhi larangan agar tak mendekat ke kawah dalam radius 500 meter,” katanya.
ARIS ANDRIANTO
Berita Lainnya:
Pembongkaran Gereja Bekasi Dinilai 'Over Acting'
Kolam Ikan Djoko Susilo Dijarah Warga
Total Enam Pengungsi Rokatenda Tewas
Ini 5 Tuntutan Pengunjuk Rasa 25 Maret
Topik Terhangat:
Krisis Bawang || Hercules Rozario || Harta Djoko Susilo || Nasib Anas