TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyangkal penilaian bahwa anggaran perumusan Kurikulum Pendidikan 2013 sarat dengan kejanggalan. Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud Khairil Anwar Notodiputro, anggaran Rp 2,49 triliun ditujukan untuk kurikulum dan program yang bersifat generik.
"Program generik artinya: ada atau tidak ada kurikulum baru, tetap dianggarkan," kata Khairil ketika dihubungi, Kamis, 21 Maret 2013. Dia mencontohkan, program generik itu pelatihan guru yang diadakan setiap tahun. Namun, jika pelatihan guru biasanya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pengajar, pada tahun ini pelatihan digunakan sebagai ajang sosialisasi kurikulum baru.
Khairil juga membantah jika pengadaan buku pemerintah rawan korupsi. Menurut dia, tender dilakukan secara terbuka melalui sistem online dan hasil nilainya bisa dilihat. Jika ada pihak yang keberatan dengan hasil pelelangan, mereka dipersilakan melapor ke Kementerian atau ke Komisi Pemberantasan Korupsi.
Khairil yakin program pembuatan buku bisa selesai pada Juni 2013. Pembuatan buku kurikulum baru ini, kata dia, melalui tiga tahap, yaitu pembuatan naskah, pembuatan dummy, dan pencetakan. "Semua naskah sudah selesai, dummy hampir selesai. Kami optimistis Juni semua proses sudah rampung," ucap Khairil.
Hari ini, sejumlah aktivis Koalisi Tolak Kurikulum 2013, terdiri atas pegiat Indonesia Corruption Watch, pengamat pendidikan, dan anggota serikat guru mendatangi Komisi Pemberantasan Korupsi. Mereka mendesak KPK memantau pengelolaan dana kurikulum 2013 yang dinilai punya potensi besar untuk dikorupsi.
Atas hal ini, Khairil mengatakan, Kementerian mengapresiasi langkah sejumlah pihak melapor ke KPK. "Ini bentuk kepedulian masyarakat terhadap dunia pendidikan."
SUNDARI
Berita Terpopuler:
Mengapa Ibas Laporkan Yulianis ke Polisi
Ramai-ramai Patok 'Kebun Binatang' Djoko Susilo
Enam Pernyataan Soal Ibas dan Yulianis
Sakit Hati, Tersangka D Bunuh Bos Servis Komputer
Jokowi Tak Persoalkan Hengkangnya 90 Perusahaan
Pengganti Pramono Edhie di Tangan Presiden