Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lagi, Pendulang Emas di Mile 31 Ditemukan Tewas  

Editor

Yuliawati

image-gnews
Aliansi Mahasiswa Papua mengenakan baju adat Papua saat menggelar aksi
Aliansi Mahasiswa Papua mengenakan baju adat Papua saat menggelar aksi "Memperingati HUT West Papua ke 51" di Kawasan Nol Kilometer, Yogyakarta, (1/12). Mereka menuntut segera diakuinya kedaulatan Negara Papua Barat oleh Indonesia dan PBB. TEMPO/Suryo Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, Timika - Jenazah pendulang emas tradisional kembali ditemukan sudah membusuk di area PT Freeport Indonesia, Mile 31, pada Selasa, 19 Maret 2013 sore. Jenazah Yoseph Warfian, 50 tahun, ditemukan tergeletak di tanggul barat Mile 31. Warga Jalan Bougenvil Jalur 1, Kelurahan Koperapoka, Distrik Mimika Baru ini dikenal sehari-hari bekerja sebagai pendulang emas tradisional di aliran tailing PT Freeport Indonesia.

Ketika ditemukan, jenazah Yoseph mulai membusuk. Ada luka senjata tajam di kaki kiri dan kanan, dan luka panah di punggung kiri. Kepala Yosep juga terluka cukup parah.

Jenazah Yoseph pertama kali ditemukan pegawai PT Kuala Pelabuhan Indonesia (Kontraktor PT Freeport Indonesia), Yuli Manggera, 28 tahun. Menurut Yuli, jenazah Yoseph ditemukan dalam keadaan tertelungkup, ketika Yuli sedang menarik material menggunakan alat grader untuk merapikan jalan poros Timika-Tembagapura. "Saya lihat kaki korban," kata Yuli.

Yuli kemudian melaporkan penemuan jenazah Yoseph kepada petugas Freeport di Mile 34. Pengawas kemudian melaporkan kejadian ini kepada kepolisian.

Kepala Kepolisian Sektor Kuala Kencana, Ajun Komisaris Bernhard L Malau, Selasa sore, mengatakan belum bisa memastikan apakah Yoseph merupakan korban pertikaian pada Sabtu, 16 Maret 2013 pagi, yang menewaskan penjaga kios di Mile 32, Rusli. "Kami masih menyelidiki kasus ini," kata Bernhard L Malaon.

Jenazah Yoseph dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Mimika untuk diotopsi. Keluarga Yoseph pada Selasa pagi melaporkan kehilangan keluarganya yang sejak Sabtu tidak kembali. "Jumat sore, Yoseph sudah turun, ketika tahu ada kejadian itu, Sabtu pagi, Yoseph kembali ke area pendulangan emas di Mile 30," kata Jansen, kerabat Yoseph.

Penemuan jenazah Yoseph kian menambah jumlah pendulang emas yang tewas. Hingga Selasa, 19 Maret 2013, jumlah korban tewas sebanyak enam orang. Mereka adalah Atinus Mom, Fitroni, Rusli, Lasusah, Lamuru, dan Yoseph Warfian.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hingga Selasa petang situasi Kota Timika masih mencekam. Beberapa kelompok warga yang berbeda, berjaga-jaga di sekitar lingkungannya dengan senjata tajam. Polisi meningkatkan patroli untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan.

Selain itu, sejak Sabtu 16 Maret 2013 lalu beredar pesan pendek yang memprovokasi warga Kota Timika, seolah-olah akan ada penyerangan kelompok warga ke kelompok warga lainnya. Wakil Bupati Mimika, Abdul Muis, meminta warga Kota Timika tetap tenang dan tidak terprovokasi pesan pendek yang disebarkan oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab. "Saya minta warga tetap tenang dan tidak terprovokasi dengan pesan singkat yang menghasut itu," kata Muis.

Pada Selasa pagi, belasan pendulang emas dari kelompok etnis tertentu berusaha memasuki area aliran tailing PT Freeport. Belasan pendulang emas dengan senjata tajam dan bekal beras, minyak goreng, dan sejumlah kebutuhan lainnya, sempat bersitegang dengan Wakapolres Mimika, Komisaris Polisi Hotman Hutabarat. "Mereka kami imbau untuk tidak memasuki areal pendulangan karena situasi masih rawan," kata Hotman.

Para pendulang kemudian digiring ke Kantor Polsek Mimika Baru. Setelah didata polisi, mereka dipulangkan ke rumah masing-masing.

TJAHJONO EP

Berita Terpopuler:
Di KPK, Djoko Susilo Mulai Singgung 'Restu Atasan'

FBR Buka Suara Soal Penyerangan Kantor Tempo

Jupe Tertangkap di Cibubur

Tak Punya Jago, PDIP Turunkan Puan ke Jawa Timur

Kisah Jenderal Djoko dan Kebun Binatang

Penyerang Kantor Tempo Menangis dan Minta Maaf

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara

25 April 2016

Polisi menurunkan pasukannya untuk mengamankan kerusuhan di Tolikara, Papua, Minggu, 24 April 2016 (Reuters)
Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara

Kepolisian mengungkapkan kerusuhan di Tolikara Papua merupakan kabar bohong.


Polri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara  

25 April 2016

Bupati Tolikara, Usman G. Wanimbo,SE,M.Si, memberikan bantuan modal usaha Rp. 30 juta kepada para pendagang korban peristiwa kebakaran 17 Juli 2015 di Karubaga, Papua. ISTIMEWA
Polri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara  

Polri mengakui ada seorang pegawai Dinas Kependudukan yang meninggal.


Tolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar  

24 April 2016

Polisi menurunkan pasukannya untuk mengamankan kerusuhan di Tolikara, Papua, Minggu, 24 April 2016 (Reuters)
Tolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar  

Konflik Tolikara ini sudah terjadi sejak 9 April 2016 dan berlangsung hingga hari
ini.


Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi

8 September 2015

Bupati Tolikara Usman G. Wanimbo bersama Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Fransen Sihaan serta muspida Provinsi Papua menjenguk Galibuli Jikwa (50 tahun), korban tertembak dalam rusuh Tolikara pada Jumat, 17 Juli 2015 lalu di rumah sakit, 22 Juli 2015. TEMPO/Cunding Levi
Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi

Selain melakukan uji balistik, Polda Papua juga sudah menggelar sidang pelanggaran disiplin terhadap personel Polres Tolikara.


Jokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum  

11 Agustus 2015

Pekerja menyelesaikan pembangunan musala pasca amuk massa di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, 10 Agustus 2015. Lokasi musala itu berada di kompleks Koramil Karubaga. Musala tersebut berukuran 12 x 7 meter persegi. Derwes Jigwa
Jokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum  

Jokowi minta agar pelaku, aktor, maupun aparat yang salah prosedur penanganannya harus diperiksa dalam kasus Tolikara.


Presiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan

11 Agustus 2015

Pekerja menyelesaikan pembangunan rumah kios (ruki) pasca amuk massa di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, 10 Agustus 2015. Ada 85 ruki yang dibangun. Rinciannya, 65 ruki untuk pedagang korban pembakaran, 12 ruki untuk korban penembakan, dan 8 ruki untuk pemilik lahan tempat berdirinya kompleks ruki (status lahan itu adalah lahan ulayat). Derwes Jigwa
Presiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan

Presiden GIDI minta Kapolda Papua menyerahkan proses penyelesaian masalah tersangka kepada gereja dan umat muslim Tolikara.


Komnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara  

10 Agustus 2015

Bupati Tolikara Usman G. Wanimbo bersama Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Fransen Sihaan serta muspida Provinsi Papua menjenguk Galibuli Jikwa (50 tahun), korban tertembak dalam rusuh Tolikara pada Jumat, 17 Juli 2015 lalu di rumah sakit, 22 Juli 2015. TEMPO/Cunding Levi
Komnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara  

Komnas HAM mendesak Menkopolhukam agar memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI mengusut penembakan Tolikara.


Rusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran  

10 Agustus 2015

Para korban tertembak dalam rusuh Tolikara pada Jumat, 17 Juli 2015 lalu. Mereka rata-rata menderita luka tembak di bagian kaki dan tangan terkena serphan peluru. Dari 11 orang yang jadi korban tertembak, ada enam yang sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dok 2 Kota Jayapura, Papua, 22 Juli 2015. TEMPO/Cunding Levi
Rusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran  

Komnas HAM menemukan empat indikasi pelanggaran HAM pada kerusuhan di Tolikara.


Hasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM  

10 Agustus 2015

Suasana kawasan pertokoan yang kembali dibuka di kota Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, beberapa hari pasca kerusuhan Lebaran, 23 Juli 2015. TEMPO/Maria Hasugian
Hasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM  

Pemerintah memastikan kerusuhan di Kabupaten Tolikara, Papua, tidak dipicu oleh isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).


Tolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki  

10 Agustus 2015

Warga Papua menjual koran sambil membaca berita tentang situasi di Tolikara. Mereka menjajakan koran di Terminal Kedatangan, Bandara Sentani, Jayapura, 20 Juli 2015. TEMPO/Maria Hasugian
Tolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki  

Pembangunan 85 ruki dan musalah untuk menggantikan ruki dan musalah yang terbakar saat amuk massa pada 17 Juli lalu.