TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Pramono Edhie Wibowo membentuk tim investigasi untuk menelisik bentrokan antara anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian RI di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan. Menurut Kepala Bidang Kerja Sama dan Informasi Kementerian Pertahanan, Erry Herman, tim ini akan mencari tahu duduk permasalahan yang menyebabkan bentrokan itu.
"Saat ini sedang dilakukan penyelidikan di sana, semoga segera mendapatkan hasil," kata Erry dalam diskusi bertajuk "Cerita Lama Polisi dan Tentara" yang digelar Sindo Radio, Sabtu, 9 Maret 2013. Menurut dia, bentrokan tersebut murni merupakan masalah hukum, bukan yang lain. Untuk itulah, kata Erry, setiap tindakan melanggar hukum harus ditindak tegas.
Erry optimistis konflik ini segera selesai dan tidak ada gesekan lagi. Apalagi hubungan antara anggota Polres Oku dan Kodam sudah mulai membaik. Menurut dia, sudah ada komunikasi yang intens antara pimpinan dan prajurit sehingga ketegangan bisa mereda.
Sosiolog dari Universitas Indonesia, Thamrin Amal Tamaloga, menuturkan penyelesaian masalah harus ditempuh dengan dua sisi, dengan solidaritas kedaerahan dan kesatuan. "Solusi kesatuan membutuhkan ketegasan nasional," kata Thamrin. Namun dia berharap pemerintah pusat tidak mengambil keputusan sebelum laporan tim investigasi disampaikan.
Sebelumnya, Markas Kepolisian Resor Ogan Komering Ulu diserang dua batalion TNI AD. Mereka membakar kantor serta memukuli sejumlah anggota kepolisian. Amukan anggota TNI Angkaran Darat di Kabupaten Ogan Komering Ulu memakan korban lima anggota Polri dan warga sipil. Kepala Kepolisian Sektor Martapura, Komisaris Polisi M. Ridwan, pun dihajar sejumlah anggota TNI sampai kondisinya kritis.
Penyerangan dipicu oleh peristiwa penembakan anggota TNI, Prajurit Satu Heru Oktavianus, oleh anggota Polres OKU, Brigadir Wijaya, dua bulan lalu. Meski dua bulan telah berlalu, proses hukum terhadap Brigadir Wijaya tak jelas ujungnya. Hal tersebut membuat rekan-rekan Heru marah dan berujung pada penyerbuan markas kepolisian setempat.
SUNDARI