TEMPO.CO, Makassar - Ketua Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sulawesi Selatan, Andi Akmal Pasluddin, secara terang-terangan menyatakan dukungannya kepada Anis Matta, pengganti Luthfi Hasan Ishaaq sebagai presiden PKS. Luthfi mengundurkan diri dari jabatannya setelah ditetapkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap impor sapi.
"Pak Anis paling cocok untuk menggantikan Pak Lutfi. Dia sudah memiliki strong leadership yang baik dan sudah sangat berpengalaman di partai ini," kata Akmal, saat dihubungi, Jumat, 1 Februari 2013. "Saya masih di Jakarta sekarang, saya sampaikan dukunganku ini kepada pengurus pusat."
Akmal mengatakan, Anis Matta yang saat ini menjabat sebagai sekretaris jenderal PKS telah banyak mengetahui seluk beluk Partai Islam yang gencar mengampanyekan peduli terhadap pemerintahan bersih tanpa korupsi ini. Jika dibandingkan dengan sejumlah nama yang ada, Anis lebih pantas. "Di kalangan pengurus pun nama Anis disebut sebagai calon pengganti Luthfi," ujarnya.
Menurut dia, dari sekian banyak calon, Anis diyakini dapat memperkuat partainya ke depan. Apalagi saat ini banyak agenda politik yang sangat penting dan krusial yang harus dihadapi. Sehingga dalam agenda politik 2014 bisa tercapai. "Target kami di PKS akan mencapai peringkat tiga besar di tingkat nasional. Jadi, kami butuh nakhoda untuk mengarungi gelombang yang tinggi. Seorang petarung harus mampu melewati gelombang besar itu," dia menjelaskan.
KPK menetapkan LHI sebagai tersangka dalam kasus penyuapan terkait dengan impor daging sapi di Kementerian Pertanian. Selain LHI, yang juga anggota Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat, KPK menetapkan sejumlah tersangka lainnya. Tersangka lainnya adalah AF (diduga Ahmad Fathani), JE (diduga Juard Effendi, Direktur Utama PT Indoguna Utama), dan AAE (salah seorang direktur Indoguna). JE dan AAE menyerahkan uang Rp 1 miliar kepada AF di kantor Indoguna di kawasan Pondok Bambu, Jakarta Timur. Dari tempat tersebut, AF membawa uang itu ke hotel Le Meridien sebelum kemudian diserahkan kepada LHI.
Dia menambahkan, walaupun PKS dibangun dengan sistem bukan figur, dari berbagai pertimbangan politik Anis sangat pantas menjadi presiden PKS. "Pada intinya kami menyerahkan semuanya kepada jajaran elite PKS untuk menentukan siapa presiden PKS," katanya.
Mengenai LHI, Akmal mengatakan, pihaknya masih yakin bahwa dia tidak bersalah. "Sejauh ini kami percayakan saja kepada proses hukum," katanya.
SAHRUL
Berita Terpopuler:
Sebut Suap Daging Musibah, Tifatul Dikecam
Marzuki Alie: Luthfi Hasan Itu yang Mana, Ya?
Apa Bukti Luthfi Hasan Terlibat? Ini Jawaban KPK
Kata Tifatul Sembiring soal Ahmad Fathanah
Ketua PBNU Doakan Suswono Selamat dari KPK