TEMPO.CO , Makassar - Jelang penetapan gubernur terpilih periode 2013-2018 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulsel di Hotel Singgasana, 31 Januari 2013, isu SARA alias suku, agama, ras dan antargolongan merebak. Salah satunya, isu pengganyangan satu etnis. Bahkan, ada sekelompok orang yang berunjukrasa di jembatan layang (fly-over) dan memasang banner bernada rasis.
Kepala Polda Sulselbar, Inspektur Mudji Waluyo mengimbau agar masyarakat jangan terpengaruh oleh perbuatan oknum tidak bertanggungjawab. "Sosial ekonomi terganggu karena toko banyak tutup karena ada isu pengganyangan. Ada banner di bawah jembatan fly-over," kata dia, Rabu, 30 Januari, saat memaparkan situasi Sulsel jelang penentuan gubernur terpilih di Hotel Singgasana.
Demonstrasi diketahui terjadi Senin, 28 Januari, bertepatan dengan kunjungan rombongan kapolda ke posko kandidat. Sore harinya, terjadi konvoi yang mengatasnamakan salah satu kandidat. Buntutnya, banyak toko di sekitar Jalan Penghibur, Jalan Pasar Ikan, Jalan Sulawesi dan Jalan Somba Opu menutup usahanya lebih awal. Bahkan, posko kandidat dijaga ketat. "Makanya, jangan terpancing," tutur dia.
Menurut dia, seluruh pihak harus bersinergi menjaga situasi kamtibmas tetap kondusif. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Sulsel terus meningkat dan harus dipelihara bersama.
Kepala Bidang Humas Polda Sulselbar, Komisaris Besar Endi Sutendi mengatakan, oknum yang menyebarkan isu SARA, seperti etnis merupakan kelompok yang berupaya mengacaukan Sulsel. "Isu itu tidak benar dan menyesatkan. Jangan percaya," tutur dia. Termasuk, dalam kasus pembunuhan mahasiswa UNM, Muhar (22) di Basement Hotel Clarion, ditegaskannya murni pidana, bukan terkait suku atau etnis.
Sebelumnya, Juru Bicara IA, Akbar Endra dalam Forum Diskusi di Wisma Kalla yang dihadiri pihak Polda Sulselbar, KPU Sulsel, Panwaslu Sulsel dan Forum Dosen menyebutkan beredarnya isu etnis yang memojokkan pihaknya merupakan fitnah keji dari oknum tertentu.
TRI YARI KURNIAWAN
Berita Populer:
Alasan BNN Masih Tahan Raffi dan Wanda
Gadis Seksi di Operasi Tangkap Tangan KPK
Raffi Ahmad Dapat Narkoba dari Kampung Ambon?
Acen Terancam 15 Tahun Penjara
KPK Tangkap Perantara Suap Politikus
Melongok Rumah Raffi Ahmad di Lebak Bulus