TEMPO.CO, Sleman - Kelompok Jathilan Panji Bayu Selo dari Kampung Sendowo, Sinduadi, Mlati, Kabupate Sleman menampilkan pertunjukan jathilan dalam suasana lain. Para penari muncul dan menunggang kuda lumping dengan mengenakan topeng wajah para politikus Senayan.
Salah satunya topeng Kanjeng Raden Mas Tumenggung Roy Suryo Notodiprojo atau akrab disapa Roy Suryo yang baru saja diangkat menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga. Biasanya penari jathilan berias layaknya raksasa menyeramkan.
Diiringi gamelan, 13 penari jathilan menari-menari hingga kesurupan. Suasana menjadi riuh, saat penari ikut menubruk penonton lain dan akhirnya ikut kesurupan untuk turut serta menari.
Ketua Paguyuban Panji Bayu Selo Bekti Rahardjo mengatakan aksi jathilan atau kuda lumping ini sengaja menggunakan figur-figur para politikus sebagai bentuk seruan dari kalangan seniman. Topeng Roy Suryo digunakan bukan sebagai simbolisasi penghinaan atas putra asal Yogyakarta itu.
Aksi jathilan ini justru menjadi pesan moral bahwa posisi Roy Suryo sebagai menteri layaknya menduduki kursi panas yang penuh risiko. “Beliau saat ini seperti sudah ada lingkaran pucuk pimpinan. Kami minta tidak keblinger seperti pendahulunya yang menjadi tersangka korupsi,” kata Bekti, Selasa, 15 Januari 2013.
Menurutnya, jika kerabat Puro Pakualaman itu gagal mengemban tugasnya dan malah membuat kondisi semakin tak karuan, nama Yogyakarta ikut dipertaruhkan. “Selama ini warga Yogya sangat menghormati Keraton dan Pakualaman. Jadi jangan sampai tercoreng jika ada tindak-tanduk yang tak benar,” kata dia.
PRIBADI WICAKSONO