TEMPO.CO, Malang - Gelombang setinggi 5 hingga 7 meter menerjang perkampungan penduduk di pesisir Kabupaten Malang. Sebanyak 62 keluarga warga Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, terdiri dari 198 jiwa dan 18 balita, mengungsi sejauh 300 meter dari perkampungan mereka.
"Gelombang tinggi menerjang sejak dua malam ini," kata Kepala Bagian Penanggulangan Bencana Palang Merah Indonesia Kabupaten Malang, Mudji Utomo, Sabtu, 12 Januari 2013. Warga yang mengungsi khawatir gelombang menerjang perkampungan mereka. Warga juga menyelamatkan barang-barang berharga untuk menghindari terjangan gelombang tinggi.
Hingga kini, PMI Kabupaten Malang belum mendirikan tenda pengungsian karena menilai sejumlah rumah penduduk masih aman untuk menampung pengungsi. Bantuan bahan makanan didistribusikan kepada warga.
Kini, PMI dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang telah mengumpulkan bantuan. Apalagi, selama dua pekan ini, nelayan tak melaut akibat gelombang tinggi, sehingga warga tak memiliki penghasilan sendiri. Sebagian warga menggunakan dana simpanan dan berutang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Adapun sukarelawan PMI, yang terdiri dari Satuan Siaga Penanggulangan Bencana (Satgana) dan tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat), diturunkan ke lokasi. Tim Sibat dibentuk dari kelompok masyarakat di lokasi rawan bencana.
Setiap desa terdiri dari lima personel. Mereka dilatih dalam kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan pemulihan. "Meminimalkan korban jiwa dan kerugian," katanya. Anggota Sibat bertugas pertama kali menangani bencana karena mereka yang mengetahui dan berada di lokasi bencana terlebih dulu.
Diprediksi, angin kencang dan gelombang tinggi bakal menerjang pesisir selatan Malang hingga sepekan mendatang. Warga yang lain juga berjaga di sepanjang bibir pantai, mengawasi gelombang tinggi.
Kepala Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Subekti, menjelaskan, gelombang tinggi terbentuk akibat siklon tropis Norele berkecepatan 65 knot atau sekitar 120 kilometer per jam. Siklon bergerak cepat ke barat daya, diprediksi terjadi selama dua sampai tiga hari ini.
"Pengaruhnya gelombang masih tinggi," katanya. Siklon Norele memicu angin kencang dan gelombang besar. Untuk itu, nelayan diminta waspada dan berhati-hati. Lantaran gelombang tinggi berbahaya bagi keselamatan dan sewaktu-waktu bisa mengempaskan perahu nelayan.
EKO WIDIANTO