Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Duit Rekonstruksi Bencana Merapi Terancam Hangus  

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Pengunjung berjalan di Kawasan yang hancur akibat Erupsi Merapi, di Ngrangkah, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. ANTARA/Wahyu Putro A
Pengunjung berjalan di Kawasan yang hancur akibat Erupsi Merapi, di Ngrangkah, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. ANTARA/Wahyu Putro A
Iklan

TEMPO.COYogyakarta - Sisa dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2012 untuk rehabilitasi dan rekonstruksi pasca-erupsi Merapi senilai Rp 60 miliar terancam hangus. Dana tersebut semestinya untuk membangun infrastruktur berupa hunian tetap bagi 665 kepala keluarga di kawasan Merapi di wilayah Kabupaten Sleman.

Namun mereka menolak direlokasi. Mereka bertahan untuk menempati area di kawasan Merapi yang masuk kawasan rawan bencana III, yang seharusnya tak boleh dihuni lagi. “Kami beri batas waktu hingga pertengahan tahun ini. Kalau mereka tidak mau turun, ya dana itu harus dikembalikan ke pusat. Hangus,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Gatot Saptadi, Selasa, 8 Januari 2013.

Gatot mengatakan sedang mengupayakan agar sisa dana rehabilitasi dan rekonstruksi tersebut dapat digunakan pada 2013 ini. “Kami masih mengupayakan administrasi yang benar. Apakah masih bisa digunakan atau tidak,” kata Gatot.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Energi Sumber Daya Mineral DIY Rani Sjamsinarsi mengatakan, berdasarkan data yang dimiliki sampai saat ini, memang masih ada 665 kepala keluarga korban erupsi Merapi 2010 yang menolak direlokasi. Menurut warga lereng Merapi, kawasan tersebut cukup aman, karena berada di lokasi yang berbatasan dengan daerah aman. “Mereka itu khawatir lahan lamanya akan diambil haknya oleh pemerintah. Sedangkan di lokasi baru khawatir tidak bisa mengembangkan ekonominya yang sudah bangkit,” kata Rani. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berdasarkan data awal, dari 3.023 kepala keluarga korban erupsi Merapi, yang memenuhi kriteria untuk mendapatkan dana stimulan pembangunan rumah sebanyak 2.739 KK. Sedangkan hingga 31 Desember 2012, sudah dibangun hunian tetap bagi korban erupsi Merapi untuk 2.083 KK.

Adapun dana rehabilitasi dan rekonstruksi pasca erupsi-Merapi untuk tahun anggaran 2013 senilai sekitar Rp 400 miliar belum turun. Dana tersebut masih dalam pembahasan di tingkat Dewan Perwakilan Rakyat. Dana tersebut tidak akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur lagi, melainkan untuk penguatan sektor ekonomi dan sosial masyarakat korban erupsi Merapi. “Jadi 2013 ini kami fokuskan pada pembiayaan untuk kelangsungan hidup mereka,” kata Gatot.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

1 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi


Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

4 hari lalu

Atraksi jathilan di Sleman, DI Yogyakarta. Dok. Istimewa
Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

Sleman menggelar sejumlah atraksi, mulai dari kesenian tradisional hingga pentas musik pada 13 hingga 15 April 2024.


Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

19 hari lalu

Suasana Pasar Takjil Kaliurang di lereng Gunung Merapi Sleman Yogyakarta yang berlangsung 29-31 Maret 2024. (Dok. Istimewa)
Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

Pasar takjil di Kaliurang lereng Gunung Merapi akan diubah menjadi Festival Kuliner Kaliurang selama libur Lebaran.


Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

21 hari lalu

Kawasan wisata Tebing Breksi di Sleman, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

Pemudik dan wisatawan diminta cermat memilih jalur yang aman saat ke Sleman, Yogyakarta, tak semata mengandalkan Google Maps.


Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

30 hari lalu

Gunung Merapi di Yogyakarta. Dok. BPPTKG Yogyakarta.
Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

Wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta pekan ini diprediksi dapat menikmati kondisi cuaca yang lebih cerah dibanding pekan lalu.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

37 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

42 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

45 hari lalu

Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Rabu, 24 Januari 2024. Data BPPTKG pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di daerah potensi bahaya dan menghimbau masyarakat untuk mewaspadai bahaya lahar serta awanpanas guguran terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi yang saat ini berada di tingkat aktivitas Siaga (level III). ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas. Tiga dari tujuh awan panas guguran tadi sore jarak luncurnya melampaui 2.000 meter.


Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

45 hari lalu

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran pada Jumat petang, 28 Juli 2023. Dok. BPPTKG.
Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

Gunung Merapi kembali erupsi dan mengeluarkan awan panas guguran sebanyak tujuh kali pada Senin sore. Awan panas menuju arah barat daya.


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

45 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.