TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Keuangan Personalia dan Umum KBR68H, Teddy Wibisana, mengungkapkan Ruangan Intensive Cardiologi Care Unit (ICCU) di rumah sakit yang seharusnya steril malah dipenuhi dengan peralatan untuk keperluan syuting sinetron Love in Paris. Hal inilah yang dia nilai mengganggu proses tindakan medis yang akan dilakukan terhadap Ayu Tria Destiani, yang menderita leukimia, saat dirawat di ICCU Rumah Sakit Harapan Kita.
Ayu, anak dari Staff Maintanance dan IT KBR68H, Kurnianto, yang menderita leukimia saat dirawat di ICCU Rumah Sakit Harapan Kita, meninggal pada hari ini, Kamis, 27 Desember 2012, bersamaan dengan adanya syuting sinetron Love in Paris di ruang ICCU rumah sakit itu.
“Waktu mau memasukkan peralatan medisnya jadi susah, terhalang peralatan syuting,” ujarnya saat dihubungi Tempo, Kamis, 27 Desember 2012.
Teddy menambahkan, kru sinetron Love in Paris bebas keluar-masuk ruangan yang seharusnya steril. Peralatan yang digunakan untuk syuting ada di UGD, kasir, ruang rawat, sampai ICCU, sehingga keluarga pasien terhalang untuk masuk. “Harus dari pintu samping,” kata dia.
Soal sakitnya Ayu, Teddy mengungkapkan, Ayu menjalani perawatan rutin di Rumah Sakit Harapan Kita dan pada Rabu, 26 Desember 2012, mulai dirawat di Unit Gawat darurat Rumah Sakit Harapan Kita pukul 18.30 WIB. Saat itu dinyatakan pembuluh darah Ayu sudah pecah sehingga harus masuk ke ruang ICCU pada pukul 20.00 WIB. Pada saat itu, keluarga Kurnianto tidak diberi tahu bahwa di ICCU sedang berlangsung syuting sinetron.
Esok harinya, Kamis, 27 Desember 2012 pukul 02.00 WIB, Ayu mengalami koma, “Jantungnya berhenti, kemudian dipompa,” ujar Teddy. Setengah jam kemudian, Ayu dinyatakan meninggal dunia. Kemudian, pada pukul 04.00 WIB, Kurnianto membawa Ayu keluar dari Rumah Sakit Harapan Kita.
Saat itu, Teddy mengungkapkan, kru sinetron beserta peralatan syuting masih terdapat di rumah sakit. “Bahkan beberapa kru ada yang tidur di ruang tunggu,” katanya.
TRI ARTINING PUTRI
Berita terkait