TEMPO.CO, Jember - Sedikitnya 85 kepala keluarga (KK) di Desa Sidomekar, Kecamatan Semboro, Kabupaten Jember, Jawa Timur, terkulai lemah akibat terserang penyakit lumpuh layu atau chikungunya. Rata-rata setiap keluarga terdiri atas empat orang.
Penderita tersebar di tiga dusun, yakni Dusun Dusun Beteng, Dusun Besuki dan Dusun Babatan. "Saya juga sempat lemas tiga hari,” kata Kepala Desa Sidomekar, Sugeng Priyadi, Rabu, 19 Desember 2012.
Menurut Sugeng, penyakit chikungunya sudah menyerang warganya sejak Oktober lalu dengan jumlah korban lebih dari 300 orang, di antaranya 50 orang anak-anak. Karena kondisi lingkungan yang kurang bersih, ternyata siklus penularannya terus meluas dan berlangsung hingga saat ini. "Setiap hari rata-rata 6 sampai 15 orang yang tertular. Kebanyakan dari mereka tidak mampu berobat," ujarnya.
Salah seorang warga Dusun Beteng, Nyonya Samsiyah, mengatakan penyakit chikungunya menyerang dia dan keluarganya sejak dua hari lalu. Samsiyah, orang tuanya, suami, dan seorang anaknya yang berusia enam tahun kini terkulai lemas di rumahnya. "Tiba-tiba saja seluruh persendian kaki dan tangan linu-linu. Bahkan, tidak bisa digerakkan sama sekali," ucap Samsiah.
Humas Dinas Kesehatan Jember, Yumarlis, mengatakan pihaknya saat ini mengirimkan tim untuk mengambil sampel darah penderita yang terserang penyakit yang dibawa nyamuk Aides albopictus itu. "Akan kami periksakan ke laboratorium Dinas Kesehatan Jawa Timur," tuturnya.
Selain mengambil sampel darah warga, tim Dinas Kesehatan bersama petugas Puskesmas Semboro juga melakukan pengasapan (fogging). Sedangkan aparat kecamatan dan desa mengerahkan warganya untuk membersihkan sarang nyamuk. "Tidak perlu khawatir, penyakit chikungunya tidak menyebabkan kematian," kata Yumarlis.
MAHBUB DJUNAIDY