TEMPO.CO, Garut - Seribuan warga Kabupaten Garut, Jawa Barat, kembali berunjuk rasa di Bundaran Simpang Lima, Tarogong Kaler, Rabu, 19 Desember 2012, sejak pukul 10.00. Aksi ini melibatkan sejumlah elemen masyarakat, mahasiswa, dan kaum perempuan. Mereka mendesak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah setempat untuk melengserkan Bupati Aceng Fikri dari jabatannya. Alasannya, Bupati dianggap telah melakukan pelecehan terhadap perempuan, pelanggaran sejumlah perundang-undangan, dan melanggar sumpah serta janji jabatan.
"Kami akan memblokir jalan provinsi bila Bupati tidak turun hari ini," ujar Ganda Permana dari LSM Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia dalam orasinya, Rabu, 19 Desember 2012.
Massa hanya bisa berorasi di sekitar Simpang Lima. Mereka tidak dapat menembus gedung Dewan dan kantor Bupati Garut. Polisi telah menutup akses jalan menuju lingkungan perkantoran dengan kawat berduri setinggi satu meter. Penutupan ini dilakukan di sekitar jalan pembangunan.
Aksi ini sempat diwarnai kericuhan. Kericuhan ini berawal dari massa yang berusaha menerobos kawat berduri. Namun, beruntung, unjuk rasa ini tidak sampai bentrok dengan polisi. Polisi mencokok seorang peserta aksi.
Saat ini, situasi di Kabupaten Garut mencekam. Sejumlah personel keamanan dari kepolisian dan TNI terlihat berjaga di sejumlah obyek vital. Selain dilengkapi dengan peralatan anti-huru-hara, personel kemanan membawa senjata api laras panjang. Kondisi ini pun menjadi pusat perhatian masyarakat.
Siang ini, rencananya para wakil rakyat akan menggelar rapat paripurna terbatas. Agenda rapat adalah mendengarkan hasil penyelidikan panitia khusus terkait skandal pernikahan siri singkat Bupati Aceng dengan Fani Octora, 18 tahun.
SIGIT ZULMUNIR