TEMPO.CO, Yogyakarta - Mantan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla berpandangan Presiden Indonesia ketiga BJ. Habibie perlu membantah tulisan Mantan Menteri Penerangan Malaysia, Zainudin Maidin agar persoalan tidak semakin berlarut-larut. Tulisan Zainudin yang menghina BJ Habibie dianggap tidak etis.
“Pak Habibie yang dikenal demokratis atau timnya harus bantah lewat tulisan bahwa apa yang dikatakan Zainudin itu salah. Kalau perlu tulisannya keras juga. Tulisan itu harus dimuat di media massa yang ada di Malaysia, sesuai dengan ketentuan dalam pers,” tegas JK seusai meresmikan Pusat Kewirausahaan dan Inkubator Bisnis Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Kamis, 13 Desember 2012.
Menurut JK, Indonesia adalah negara yang terbuka dan menghargai demokrasi sehingga tidak perlu menggunakan cara-cara kekerasan untuk membalas penghinaan Zainudin. “Bahaya kalau negara langsung bertindak dan sedikit-sedikit menyatakan perang terkait sebuah tulisan pribadi. Pak Habibie saja tidak marah,” kata dia.
Kalla mengatakan dalam negara demokrasi, semua orang bebas menulis asalkan bisa mempertanggungjawabkan tulisannya. Sensor media memang tidak bisa dilakukan dalam kondisi keterbukaan. “Anda bisa lihat kalau dibandingkan dengan Indonesia. Media di Indonesia itu jauh lebih kejam. Presiden saja diolok-olok dengan keras dan bebas,” kata dia.
JK menengarai penghinaan mantan Menteri Penerangan Malaysia terhadap BJ Habibie dilatarbelakangi oleh pertarungan politik domestik di negara itu. Pertarungan politik terjadi antara tokoh oposan Malaysia, Anwar Ibrahim dan pemerintah. “Ini tidak etis karena konteksnya lebih kepada pertarungan politik domestik. Sayangnya, melibatkan mantan pemimpin nasional,” kata dia.
SHINTA M
Berita terpopuler lainnya:
8 Rahasia Wanita Prancis Tetap Langsing
Kisah Banjir Besar Nuh dalam Alkitab Terbukti
Kasus Aceng Tak Ada Apa-apanya Dibanding Ini