TEMPO.CO , Jakarta: - Bupati Garut, Jawa Barat, Aceng HM Fikri, dipastikan akan memenuhi panggilan penyidik Kepolisian Daerah Jawa Barat dalam kasus dugaan penipuan dan pemerasan yang dilaporkan Asep Rahmat Kurniajaya sebesar US$ 25 ribu.
Sebelumnya Aceng mangkir dari panggilan polisi pada Jumat kemarin karena mengaku sakit. Rencananya polisi akan memeriksa Aceng sebagaia saksi. " Kami akan menemui penyidik," ujar Penasehat Hukum Aceng, Ujang Sujai, kepada Tempo, Minggu, 9 Desember 2012.
Menurut dia, kliennya sudah siap untuk memenuhi panggilan penyidik. Aceng rencannya akan menemui penyidik pada Senin, 10 Desember 2012, siang besok. "Pak Bupati akan memberikan keterangan ke penyidik besok, agar permasalahan ini bisa terang dan jelas," ujarnya.
Ujang mengaku, bahwa dalam pemeriksaan besok, kliennya akan memberikan bukti bahwa tuduhan pemerasaan itu tidak benar. Bukti yang akan diserahkan ke penyidik itu berupa kuitansi pengembalian uang kepada Asep Kurniajaya. "Kami akan jelaskan ke penyidik bahwa masalah ini telah diselesaikan," ujarnya.
Sebelumnya pada Mei lalu, Asep Kuniajaya, melaporkan Bupati Aceng karena merasa ditipu pada pemilihan wakil Bupati. Asep merupakan merupakan salah satu calon yang gagal menggantikan Dicky Chandra menduduki kursi Wakil Bupati Garut.
Bekas calon Wakil Bupati ini mengaku bahwa dirinya pernah diminta uang oleh Bupati Aceng sebesar Rp1,4 miliar. Bahkan dia pun telah menyetorkan uang sebagai jaminan sebesar USD 25 ribu atau sekitar Rp 230 juta di rumah pribadi Bupati Aceng HM Fikri di daerah Copong, Kecamatan Garut Kota.
Uang itu sebagai jaminan untuk memuluskan Asep sebagai Wakil Bupati. Namun, Aceng malah memilih calon lain tanpa memberikan alasan yang jelas. Selain itu, uang yang diberikan Asep pun tak kunjung kembali. Padahal Asep telah meminta Aceng untuk mengenbalikannya.
Sebelumnya, Asep Maher mengaku pernah menerima uang dari Asep Kurniajaya sebesar USD 250 ribu dolar atau sekitar Rp 230 juta. Uang itu disaksikan dan diberikan di rumah pribadi Bupati Aceng HM Fikri di daerah Copong, Kecamatan Garut Kota. Namun Asep berdalih, uang itu digunakan untuk biaya atau cost politik dalam rangka pemilihan wakil Bupati. Diantaranya digunakan untuk menjalin komunikasi dan melobi partai politik, terutama yang ada di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. "Uangnya sudah habis, tidak ada sepeser pun yang diterima oleh Pak Bupati," ujarnya saat jumpa press beberapa waktu lalu.
SIGIT ZULMUNIR
Berita terpopuler lainnya:
Bupati Aceng: Jangan Paksa Saya Mundur
Rumor Nikah 2 Bulan Aceng-Shinta Jadi Omongan
Mabes Polri Akui Tarik Novel Baswedan
Solusi Dicky Chandra untuk Aceng
Tujuh Kasus Korupsi Pembelit Bupati Aceng