Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kata Bupati Aceng Soal Pernikahannya dengan Fany

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Aceng Fikri dan Fani Oktora. TEMPO/Prima Mulia/Rusman Paraqbueq
Aceng Fikri dan Fani Oktora. TEMPO/Prima Mulia/Rusman Paraqbueq
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bupati Garut Aceng HM Fikri mengaku kaget dengan tersebarnya masalah perceraiannya dengan Fany Octora. Perempuan berusia 18 tahun itu dinikahi Aceng pada 14 Juli 2012. Sayang, usia pernikahan mereka hanya berlangsung selama empat hari. Setelah itu, Aceng menceraikannya.

Perceraian ini kemudian berbuntut panjang karena Aceng dituding menyebut akad pisah dari Fany melalui pesan singkat. Fany --yang didorong keluarga dan kelompok masyarakat-- kemudian melaporkan Aceng ke Markas Besar Kepolisian RI.

Apa kata Aceng tentang pernikahannya yang kandas ini? Berikut petikan wawancara Tempo dengan Aceng, Senin 3 Desember 2012.

Apa tanggapan Bapak atas laporan Fany Octora ke polisi?
Saya dilaporkan ke polisi, kesalahan saya apa dulu? Jangan karena merasa benar sendiri, lalu melapor ke polisi. Saya yakin ada yang bermain di belakang ini semua. Ada unsur politik di sini karena 5 bulan lalu tidak ada masalah.

Bagaimana sebenarnya duduk persoalan pernikahan Bapak ini?
Memang saya yang meminta dicarikan pendamping karena ada masalah dalam keluarga. Fany ini dipilihkan untuk saya. Katanya ini anak baik, santriwati, akidahnya bagus, dan dari keluarga baik-baik. Jadi saya pikir ini orang baik, makanya mau.

Kemudian saya menikah dengan dia bulan Juli lalu. Mas kawinnya di atas rata-rata orang sini. Saya memberikan Rp 50 juta dalam bentuk emas, duit Rp 100 juta. Saya intensif ketemu sama dia cuma dua hari dan tidur sama dia cuma satu malam.

Setelah menikah, saya merasa ada prinsip yang sudah tidak sejalan. Sebelum nikah ia selalu mengingatkan saya, sudah makan belum? sudah salat belum? Tetapi setelah menikah, Fany tak pernah melakukan itu.

Saya juga kecewa dengan orang yang menawari saya. Saya baru tahu dia itu ternyata bukan mondok (mendalami ilmu dengan bermukim di pesantren), melainkan santri yang pergi-pulang seperti dari rumah ke sekolah. Ada juga alasan lain yang tak perlu diungkap di publik

Bagaimana peristiwa ketika Bapak mengucapkan cerai?
Saya bukan orang yang gampang mengeluarkan kata cerai. Saya sadar terlahir dari seorang perempuan. Saya menceraikannya tidak lewat SMS. Yang bersangkutan mendengar sendiri saya mengucapkan talak itu di rumah saya sebelum berangkat umrah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saya bilang "tanpa niatan untuk menyakiti, dengan sangat menyesal Bapak harus menjatuhkan talak”. Lalu dia menerima ucapan saya itu. Kemudian saya susul lagi dengan SMS agar diketahui keluarganya.

Sepulang dari umroh dia juga baik-baik saja dan bilang menerima keputusan itu asalkan saya memenuhi janji-janji: memberangkatkan dia dan orang tuanya umroh, kuliah, dan lainnya. Lalu saya kasih duit kontrakan Rp 20 juta, jatah masa iddah, duit untuk umrah, uang untuk kuliah Rp 23 juta, handphone, dan baju. Nggak tau deh bener apa nggak duitnya dipake untuk itu.

Bulan Agustus itu, dia sudah teken surat pernyataan yang isinya, “Saya tidak akan mengganggu bapak dan saya tidak akan menganggap ini ada dalam hidup saya.” Dia berjanji tidak akan memperpanjang persoalan ini. Kalau sampai dia melanggar, itu bisa dituntut balik.

Seperti apa perasaan Bapak terhadap Fany?
Saya sebenarnya ingin serius dengan Fany. Saya sayang sama orangnya. Dia tidak sadar sedang dimanfaatkan. Dia orang kampung yang polos. Saya merasa ini semua ada unsur politis untuk menjelekkan nama saya, supaya dianggap menghina perempuan.

Apa persiapan Bapak terhadap laporan ke polisi tadi?
Kalau ini diperpanjang, sama saja dengan memperpanjang penderitaan. Baik dia maupun saya sama-sama nggak enak. Sementara saya takut kalau menuntut balik. Bagaimana bisa pemimpin menang melawan rakyat? Tapi kalau terus-menerus begini, apa boleh buat. Saya juga sudah tunjuk pengacara.

RINI K

Berita terpopuler lainnya:
Bupati Garut Aceng: Saya Masih Sayang Fany 
Fany Octora Laporkan Bupati Garut ke Mabes Polri
Potret Politikus: dari Korupsi sampai Nikah 4 Hari 

Mahasiswa Korban Ultras Malaya Tak Bisa Kuliah

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

4 hari lalu

Ilustrasi pasangan cemburu. Freepik.com
10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

Anda sering terluka atau mempertanyakan harga diri. Berikut perilaku pasangan yang menjadi sinyal Anda harus bersikap tegas dalam hubungan.


Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

6 hari lalu

Aktor dan produser Johnny Depp hadir dalam sesi pemotretan untuk mempromosikan film dokumenter
Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

Tanggapan Johnny Depp setelah dituduh melakukan pelecehan verbal terhadap lawan mainnya di lokasi syuting film Blow yang dirilis 23 tahun lalu.


Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

8 hari lalu

Dan Schneider, mantan produser Nickelodeon. Foto: YouTube DanWarp
Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

Mantan Produser Nickelodeon, Dan Schneider terseret kasus pelecehan, seksisme, rasisme, dan perlakuan tidak pantas terhadap artis cilik.


Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

9 hari lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

Fakultas Filsafat UGM menunggu laporan dari para korban untuk penanganan yang lebih tepat dan cepat.


Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

11 hari lalu

Wakil Ketua KPK, Nurul Gufron, Sekjen KPK, Cahya Hardianto Harefa, Direktur Penindakan Asep Guntur Rahayu (kiri) dan juru bicara KPK, Ali Fikri (kanan), menghadirkan 15 orang petugas Rutan KPK resmi memakai rompi tahanan, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat, 15 Maret 2024. TEMPO/Imam Sukamto
Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

KPK telah menetapkan 15 tersangka kasus pungutan liar di rumah tahanan KPK. Berikut kilas baliknya, diawali kejadian pelecehan seksual.


Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

23 hari lalu

Rektor nonaktif Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno didampingi kuasa hukumnya usai menjalani pemeriksaan dugaan kasus pelecehan seksual di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis, 29 Februari 2024. Dalam keteranganya, tudingan adanya pelecehan seksual tersebut hanya asumsi karna tidak ada bukti yang sah, ia juga mengaku kasus ini bagian dari politisasi menjelang pemilihan rektor. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

Rektor Universitas Pancasila nonaktif Edie Toet Hendratno dilaporkan dua orang atas dugaan pelecehan


Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

27 hari lalu

Ilustrasi Pelecehan Seksual. govexec.com
Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

Perkara dugaan pelecehan seksual oleh dokter di salah satu rumah sakit di Jakabaring, Palembang, terus bergulir di Polda Sumatera Selatan


Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

28 hari lalu

Rektor nonaktif Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno alias ETH, 72 tahun, saat tiba di Polda Metro Jaya, Kamis, 29 Februari 2024. Foto: ANTARA/Ilham Kausar
Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

Rektor Universitas Pancasila nonaktif, Edie Toet Hendratno, 72 tahun, memenuhi panggilan polisi untuk diperiksa di kasus dugaan pelecehan seksual


Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

28 hari lalu

Demonstran membakar kayu dan kardus di depan Gedung Rektor Universitas Pancasila, saat demonstrasi menolak rektor yang diduga mmelakukan pelecehan di Lenteng Agung, Jakarta, 27 Februari 2024. TEMPO/Jati Mahatmaji
Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

Pengacara rektor Universitas Pancasila menuding ada motif politik karena isu pelecehan seksual ini mencuat jelang pemilihan rektor.


Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

30 hari lalu

Sekretaris YPPUP Yoga Satrio didampingi Plt Rektor Universitas Pancasila Sri Widyastuti (tengah) dan Warek IV Diennaryati Tjokrosuprihatono saat jumpa pers di lantai 2 Gedung Rektorat Universitas Pancasila, Kampus Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa, 27 Februari 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

Yayasan Universitas Pancasila meminta rektor nonaktif ETH kooperatif menjalani proses di kepolisian dalam kasus dugaan pelecehan seksual