TEMPO.CO, Jakarta -- Ujian nasional dianggap menciptakan kebohongan sistematis bagi anak-anak Indonesia. "UN ini membuat kita biasa bohong," ujar pengamat pendidikan, Romo Baskoro, dalam acara "Petisi Hapuskan UN untuk Kelulusan oleh Koalisi Damai untuk Pendidikan", di Warung Daun Kebayoran Baru, Minggu, 24 November 2012.
Menurut Baskoro, Pusat Kurikulum Pendidikan pun tak bisa menunjukkan hasil mentah ujian nasional. "Saat saya minta, mereka bilang hanya punya hasil setengah matangnya," ujar Direktur Kanisius ini.
Baskoro pun sempat mengadu ke Lembaga Ketahanan Nasional. "Mereka pun setuju UN itu membodohkan, dan harus dihentikan." Namun mereka tidak sanggup untuk menghentikan UN. "Nyetop UN itu jauh lebih sulit," ujar dia saat menirukan perkataan Direktur Lemhanas.
Guru besar Fakultas Ekonomi UI, Mayling Oey-Gardiner, menilai adanya vested interest yang besar dalam ujian nasional. "UN itu sangat pragmatis. Artinya, ada uang yang bermain."
Banyak pihak yang berkepentingan untuk itu. "Mulai dari yang membuat soal, mencetak, hingga mengawas, semuanya dibayar," kata Mayling.
Sependapat dengan Baskoro, Mayling membenarkan bahwa UN sudah membohongi peserta didik. "Mereka tidak tahu apa-apa karena hanya menghafal untuk ujian saja," ujar dia.
Bagi Mayling, banyak hal yang hilang dari pendidikan. "Mereka tak bisa memahami estetika karena tidak diajarkan untuk itu." Dia prihatin dengan kualitas pendidikan saat ini. "Kalau begini, Indonesia bisa tertinggal dalam persaingan dengan bangsa lain."
SUBKHAN
Berita populer:
Video Jokowi Ahok Ditonton 5 Juta Orang
Curhat Arthur Irawan Setelah Dicoret dari Timnas
Pergub Parkir Disomasi David, Jokowi Malah Senang
Sehari dengan Ahok: Woi Hok, Berangkat Lu !
Sehari dengan Ahok: Jangan Buang Jarum di Monas