TEMPO.CO, Jakarta - Erry Ryana Hardjapamekas, mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), perlahan-lahan memanjat salah satu sisi gedung bekas kantornya. Teriakan puluhan orang di bawah makin memacu semangatnya.
Ketika berada di puncak gedung berlantai sembilan itu, ditemani para pemanjat lainnya, pria yang sebagian kepalanya telah ditutupi uban tersebut lalu menurunkan sebuah spanduk putih besar. Dan hup, perlahan-lahan spanduk bertuliskan "Berani Jujur Hebat!", dengan latar warna merah, itu terbentang menutupi separuh sisi gedung KPK.
Para penonton yang sebagian merupakan aktivis Cinta Indonesia Cinta AntiKorupsi (Cicak) di bawah makin riuh menyemangati Erry. Tulisan besar itu menjadi simbol kuatnya keinginan memberantas korupsi bagi mereka.
Beberapa lama kemudian, para pemanjat Kartini Petualang: Laurike Moeliono, Ellyn Saputra, dan Vita Cecilia; menyusul Erry. Mereka turun perlahan dengan menggunakan tali dari puncak gedung berlantai sembilan tersebut.
Erry mengatakan, baginya, kata-kata tersebut adalah inspirasi nyata untuk memberantas korupsi yang makin merajalela. Dia pun ingin menjadi inspirasi seperti kata-kata tersebut. "Saya ingin memberikan inspirasi sesuai kata-kata di atas. Berani, jujur, hebat," katanya, Ahad, 25 November 2012.
Meski hobi memanjat, Erry mengaku tetap takut ketika berada di atas. Terlebih dia sudah lama tak berlatih. Namun, dia mengatakan cukup yakin karena percaya pada tim. "Sama seperti pemberantasan korupsi, perlu pendekatan sistem yang profesional di bidangnya. Saya pun percaya pada sistem dan orang di sana," ujar dia.
Selain orang-orang yang profesional, dia melanjutkan, pemberantasan korupsi juga memerlukan sistem yang jelas, nyali yang besar, kejujuran, dan pemimpin yang berani. Apalagi saat ini berbagai gempuran menghadang KPK. Dia memprediksi serangan-serangan tersebut akan mengganas dalam waktu ke depan. Oleh karena itu, perlu disiapkan para pemimpin pengganti untuk menggantikan para pemimpin yang sekarang jika masa jabatan mereka habis.
Selain pemberantasan, kata dia, dukungan terhadap antikorupsi dan memelihara keberlanjutannya juga merupakan poin penting. "Karena ini bukan perjalanan pendek," ucapnya.
Koordinator acara yang juga aktivis Indonesian Corruption Watch, Ilian Deta Sari, mengatakan, selain untuk memperingati hari antikorupsi sedunia pada 9 Desember mendatang, spanduk berukuran 20 x 20 meter ini merupakan upaya Cicak untuk menularkan virus antikorupsi pada masyarakat. Nantinya, spanduk ini akan dipasang hingga akhir tahun mendatang. "Sampai 31 Desember," katanya.
Dia pun mengatakan, spanduk serupa akan dipasang di tiga gedung lainnya. "Rencananya dipasang juga di titik-titik gedung lain di Jakarta dan daerah," ucapnya.
NUR ALFIYAH