TEMPO.CO, Jember - Sekretaris Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Pemerintah Kabupaten Jember, Jawa Timur, Widi Prasetyo, mengatakan bahwa pihaknya telah memetakan wilayah kecamatan yang rawan dilanda berbagai bencana alam.
Menurut Widi, 12 kecamatan dari 31 kecamatan yang ada di Kabupaten Jember tergolong rawan bencana alam yang meliputi banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung.
Sebanyak sembilan kecamatan berada di luar wilayah Kota Jember, yakni Kecamatan Panti, Tanggul, Sumberbaru, Tempurejo, Bangsalsari, Sukorambi, Mayang, Arjasa, dan Silo. "Tiga kecamatan berada di wilayah kota, yaitu Kecamatan Kaliwates, Patrang, dan Kecamatan Sumbersari, yang rawan tergenang banjir luapan air sungai," kata Widi, Jumat, 23 November 2012.
Dalam sepekan terakhir, hujan deras terus mengguyur Kabupaten Jember. Bahkan terkadang hujan turun sangat deras disertai angin kencang. Beberapa pekan lalu, hujan deras menggenangi areal pertanian dan permukiman. Angin kencang menumbangkan puluhan pohon dan tiang listrik.
Kepala Sub Bidang Operasional Dinas Pengairan Kabupaten Jember Jasmono mengatakan pihaknya sedang merampungkan pengerukan beberapa sungai dan aliran-aliran air yang bisa menyebabkan terjadinya banjir.
Selain itu, petugas unit pelaksana teknis (UPT) pengairan, yang ada di kecamatan, secara berkelanjutan aktif melakukan pemantauan debit air di setiap pintu air. Bahkan pengerukan pintu air yang tergolong besar sudah dilakukan, seperti pintu air Sungai Bedadung, Kali Mayang, dan pintu air Pondok Palut. Pintu air berskala kecil di kawasan kota juga dibersihkan. "Kami terus berkoordinasi dengan petugas UPT di lapangan,” ujar Jasmono.
Peralatan baru pendeteksi dan pengukur hujan, kata Jasmono, juga mulai dipasang di sejumlah lokasi di kawasan perkebunan yang rawan tanah longsor, seperti di wilayah Kecamatan Panti, Sukorambi, Tanggul, dan Kecamatan Silo. "Kawasan tersebut termasuk hulu sungai yang alirannya menuju kawasan permukiman dan rawan banjir bandang," ucapnya.
MAHBUB DJUNAIDY