TEMPO.CO , Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohamad Nuh mengatakan minimnya dokter spesialis di Indonesia karena mahalnya pendidikan spesialis.
Padahal saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedang menggenjot angka lulusan dokter spesialis atas permintaan Kementerian Kesehatan untuk menghadapai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang akan diberlakukan di tahun 2014.
"Kalau dokter umum sudah mencukupi, tapi kalau spesialis kita masih kurang," kata Nuh ketika ditemui di kantornya, Selasa, 20 November 2012. Setelah dicermati, kata Nuh pendidikan spesialis menghabiskan biaya ratusan juta.
Menurut Nuh, saat ini kementerian sedang mencari formula dan skema agar biaya pendidikan spesialis bisa lebih murah dibanding saat ini. Kemungkinan salah satu cara dengan pemberian Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri.
Nuh juga berusaha mencari cara lain karena ia mencermati pendidikan spesialis di zaman dulu jauh lebih murah dibanding sekarang meskipun sudah dihitung angka inflasinya
Sebelumnya pada dua pekan yang lalu, menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan Indonesia masih kekurangan dokter spesialis untuk menghadapi BPJS Kesehatan 2014.
Jumlah dokter spesialis di Indonesia berkisar 18.000 orang, padahal kebutuhannya dalah 32.000 orang. Pemerintah menargetkan sampai 2014 nanti akan ada 3.400 dokter spesialis baru.
SUNDARI
Berita terpopuler lainnya:
Roket dari Mesir Hantam Israel
Pejabat Israel Bersumpah Lakukan ''Holocaust''
Fatah-Hamas Sepakat Bersatu Melawan Israel
Ketua KPK: Tersangka Century Tunggu Besok di DPR
Menteri Keuangan Blokir Proyek TNI Rp 678 Miliar
Meski Century Belum Tuntas, Samad Ogah Mundur
Rahasia Otak Jenius Einstein