TEMPO.CO, Jambi - Populasi harimau Sumatera yang ada di kawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS) semakin langka akibat aksi perburuan liar.
"Wilayah TNKS merupakan salah satu populasi harimau Sumatera yang terbanyak dibanding kawasan lain di Indonesia. Berdasarkan pantauan kami, kini hanya menyisakan sekitar 165 ekor. Kurun waktu sepuluh tahun sebelumnya diperkirakan berjumlah 250-300 ekor," kata Kepala Seksi Wilayah II Balai TNKS, Dian Rusdianto, Selasa, 20 November 2012.
Padahal, menurut dia, kawasan TNKS sudah ditetapkan sebagai kawasan paling penting pada pelestarian harimau di Indonesia.
"Semakin berkurangnya populasi harimau di kawasan ini, tidak hanya disebabkan perburuan maupun pemasangan jerat, keberadaan TNKS seluas kurang-lebih 1,4 juta hektare juga terancam akibat alih fungsi lahan, baik oleh perambahan maupun kegiatan korporasi," ujarnya.
Kondisi itu, Dian menambahkan, menjadi ancaman serius bagi ekosistem harimau maupun satwa dilindungi lainnya. Termasuk berkurangnya ekosistem mangsa harimau, seperti kijang, rusa, dan babi hutan, sebagai mangsa utama harimau.
"Ada beberapa kasus, konflik harimau maupun beruang dengan manusia bisa jadi akibat ekosistem yang rusak ini," katanya.
Dalam upaya menjaga ekosistem harimau Sumatera, Balai TNKS dan Pelestarian Harimau Sumatera telah melakukan beberapa program khusus. "Sebenarnya yang penting dijaga itu binatang lain sebagai mangsa harimau itu sendiri karena harimau bisa berkembang biak pada kondisi apa pun asal mangsa tetap ada dan terjaga. Hal ini berbeda dengan kondisi badak Sumatera di TNKS yang dinyatakan tidak ada sejak 2004. Mengingat badak betul-betul membutuhkan ekosistem alami untuk berkembang biak," katanya.
Belum lama ini, petugas Balai TNKS berhasil menyita 120 jerat harimau yang sengaja dipasang kawanan pemburu liar di kawasan TNKS. Keberadaan jerat itu menjadi ancaman serius tidak hanya bagi populasi harimau Sumatera, namun juga berbagai binatang dilindungi lainnya.
"Selain mengamankan jerat harimau melalui operasi rutin, kami juga berhasil menolong dua ekor harimau dan satu ekor beruang akibat konflik," ujarnya.
SYAIPUL BAKHORI
Berita Lainnya:
Elang Jawa Akan Dilepasliarkan di Gunung Slamet
Beri Nama Orangutan, Dapat Hadiah Televisi
Mamalia Purba Transylvania Ini Mirip Drakula
Ternyata Singa Juga Ada yang Waria
Lumba-Lumba Mampu Mengingat Bahaya Selama 15 Hari