TEMPO.CO, Jambi - Ketua Kwartir Gerakan Pramuka Provinsi Jawa Tengah Prof Budi Prayitno mengusulkan Pramuka masuk dalam kurikulum pendidikan. Sebab, majunya suatu negara ditentukan baiknya karakter anak bangsanya.
Menurut Budi, Pramuka adalah satu-satunya organisasi yang di dalamnya mendidik karakter. Jadi sudah seharusnya Pramuka masuk dalam kurikulum pendidikan. "Saya menilai Pramuka itu harus masuk kurikulum, entah itu dalam bentuk intrakulikuler maupun ekstrakulikuler. Sebab, pendidikan Pramuka itu mendidik karakter," kata Budi kepada Tempo, di Jambi, Ahad, 18 November 2012.
Menurut Budi, dalam karakter ini, antara lain terdapat disiplin, berbudi luhur, dan ketakwaan sehingga dapat menekan segala bentuk kenakalan, termasuk tindak korupsi. Dalam pendidikan Pramuka itu terkandung hal-hal yang menarik, menyenangkan, dan menantang. Konteksnya memang belajar sambil bermain, tapi intinya penanaman nilai.
"Dapat meningkatkan percaya diri. Setidaknya, ada 21 parameter untuk menuju suatu sukses seseorang dan kemajuan suatu bangsa. Sebagian di antaranya harus dilakukan di luar kelas. Pramuka tidak boleh meninggalkan jati dirinya yang harus dilakukan di luar kelas," kata Budi.
"Pramuka bisa diterapkan dalam kurikulum pendidikan. Begitu pula panggilan kakak dengan adik, bukan bapak dan anak seperti pendidikan sekolah saat ini. Hal itu malah sangat baik, sehingga terkesan tidak ada batas anata pendidik dengan yang dididik," katanya.
SYAIPUL BAKHORI
Berita Lainnya:
Soal Banjir, Jokowi Bilang Dirinya Bukan Dewa
Pipa Minyak di Palembang Dijebol
Istri Menteri Sumbang Alat Salon untuk Narapidana
Situs Pemerintah Israel Digempur 44 Juta Serangan
Komisi Yudisial: MA Harusnya Beri Sanksi ke Yamanie