TEMPO.CO, Kupang - Bupati Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Yoseph Lagadoni Herin, mengatakan bahwa pihaknya akan mengambil langkah hukum dan keamanan untuk menyelesaikan bentrokan antara warga Desa Lewonara dan Desa Lewobunga di Adonara Timur.
"Semua upaya sudah kami lakukan untuk selesaikan masalah antar-dua desa itu, termasuk langkah budaya dan perundingan, namun semuanya gagal. Langkah hukum harus kami ambil,” kata Yoseph ketika dihubungi Tempo, Selasa petang, 13 November 2012.
Bentrokan antara warga Desa Lewonara dan Desa Lewobunga dipicu masalah tanah ulayat yang berada di perbatasan kedua desa. Warga kedua desa sama-sama mengklaim bahwa tanah itu milik mereka.
Hari ini, bentrokan kembali pecah setelah warga Desa Lewonara memasang patok di tanah yang masih disengketakan. Akibatnya, warga Desa Lewonara diserang warga Desa Lewobunga. Sebanyak 19 orang luka, bahkan seorang warga tewas. Selain itu, sembilan unit sepeda motor dan dua truk dibakar.
Korban luka dari Desa Lewonara telah dirujuk ke Rumah Sakit Laratuka, ibu kota Flores Timur, untuk mendapat perawatan. Sedangkan tujuh korban dari Desa Lewobunga menolak dirujuk ke Larantuka. "Ada satu korban yang mengalami luka serius dirujuk ke RS Lewoleba, Lembata," ujar Yoseph.
Bentrokan antarwarga dua desa itu sudah berlangsung sejak awal Oktober 2012 lalu. Bentrokan sempat mereda setelah pemerintah membentuk tim untuk menyelesaikan masalah tanah ulayat itu. Namun, bentrokan itu kembali pecah 30 Oktober 2012, yang mengakibatkan delapan rumah dibakar.
YOHANES SEO
Berita Terpopuler:
Jokowi: Kartu Jakarta Sehat Tak Gratis
Di Mana Holly Petraeus Saat David Akui Selingkuh?
Begini Cara Bos CIA Sembunyikan E-mail ke Pacarnya
Jokowi Minta Rumah Susun Segera Dihuni
Disiapkan Rp 600 Miliar untuk Kampung Deret Jokowi
Kata Ibas Soal DPR Pemeras BUMN