Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kompolnas Usut Kematian Rezza  

Editor

Pruwanto

image-gnews
Keluarga membawa foto Rezza Eka Wardhana sat mengantar jenazah pelajar yang diduga korban kekerasan oknum polisi di Tempat Pemakaman Umum Jeruksari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, Minggu (4/11). TEMPO/Suryo Wibowo
Keluarga membawa foto Rezza Eka Wardhana sat mengantar jenazah pelajar yang diduga korban kekerasan oknum polisi di Tempat Pemakaman Umum Jeruksari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, Minggu (4/11). TEMPO/Suryo Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Kepolisian Nasional akan mendalami kasus dugaan kekerasan polisi yang menyebabkan tewasnya pelajar SMA Dominikus, Rezza Eka Wardhana, pada Sabtu lalu, 3 November 2012.

“Kami akan meminta data visum untuk tahu apa benar meninggalnya karena kecelakaan murni atau memang dipukul polisi dulu,” kata anggota Kompolnas, Edi Saputra Hasibuan, di sela mengikuti "Konsultasi Publik Pengembangan Sarana dan Prasarana Kepolisian Republik Indonesia" di Hotel Inna Garuda Yogyakarta, Senin, 5 November 2012. ”Kalau iya, berapa yang terlibat.”

Edi menambahkan, Kompolnas bergerak karena kasus ini menodai citra polisi yang mengusung transparansi dan semangat penegakan hukum. “Jangan sampai beredar infromasi keliru,” kata dia. “Masyarakat harus segera mendapat informasi sebenarnya.”

Edi mengatakan, Senin pagi ini, Kepala Polda DI Yogyakarta Brigadir Jenderal Sabar Rahardjo akan menerima hasil penyidikan dari tim khusus. “Kami akan lihat dari laporan itu. Kalau terbukti penganiayaan, pelaku segera ditindak,” kata dia.

Kompolnas akan meminta Polda DIY dan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) segera berkoordinasi dalam pemberian perlindungan pada saksi-saksi kunci.

Rezza Eka Wardhana mengalami koma sejak Kamis, 25 Oktober 2012, di Rumah Sakit Bethesda. Ia kemudian tewas setelah pendarahan hebat terus-menerus di kepala. Rezza diduga tewas karena kekerasan polisi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kapolda DIY Brigjen Sabar Rahardjo mengaku sudah menetapkan seorang tersangka berinisial M dan menahannya. Berdasarkan informasi tim Polda DIY, M memukul dengan helm saat Rezza akan menabraknya ketika konvoi takbiran Idul Adha. Setelah dipukul, sepeda motor Rezza oleng, dan ia terjatuh membentur aspal.

Namun, versi yang berkembang, Rezza terkena pukulan di kepalanya. Ini mengacu luka parah di kepala, bagian muka, dan belakang. Keluarga pun merasa ganjil karena luka hanya di bagian kepala, sementara bagian tubuh lain tidak ada bekas luka.

PRIBADI WICAKSONO

Berita Terpopuler:
Ke DPR, Dahlan: Saya Bawa Nyawa Saya

Kata Rhoma Irama Soal Dukungan Jadi Capres

''Andi dan Anas Akan Mundur Sendiri''

Jokowi, Taman Suropati, dan Twinkle Little Star

Pembunuh Janda Cantik Thiolina: Tukang Bangunan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

5 hari lalu

Front Mahasiswa Anti Kekerasan Papua menggelar Aksi didepan gedung Komnas HAM RI, di Jakrta, Jumat 3 Maret 2023. Aksi ini sebagai bentuk Solidaritas rakyat Papua Wamena terhadap Pelanggaran HAM yang di perbuat oleh TNI/POLRI dan menuntut usut penembakan di Wamena yang mengakibatkan 9 orang meninggal. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum


Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

21 hari lalu

Kapuspen TNI Mayjend Nugraha Gumilar (kedua dari kiri), Panglima Daerah Militer XVII/Cenderawasih Mayjend Izak Pangemanan (ketiga dari kiri), Kadispenad Brigjen Kristomei Sianturi (paling kanan) dalam konferensi pers video viral penganiayaan warga Papua oleh anggota TNI di Subden Mabes TNI, Jakarta Pusat, pada Senin, 25 Maret 2024. Tempo/Yohanes Maharso
Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

Kapuspen TNI menyebut jumlah anggota TNI ribuan, sedangkan yang melakukan penyiksaan hanya sedikit.


Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

27 hari lalu

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trisakti saat pembacaan 'Maklumat Trisakti Lawan Tirani' di Tugu Reformasi 12 Mei, Jakarta, Jumat, 9 Febuari 2024. Para civitas academica yang terdiri dari guru besar, pengajar, mahasiswa, karyawan dan alumni Universitas Trisakti yang memegang teguh nilai-nilai etik kebangsaan, demokrasi, dan hak asasi manusia, kekhawatiran atas matinya Reformasi dan lahirnya tirani sepakat mengeluarkan maklumat. TEMPO/Joseph.
Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

Amnesty Internasional mendesak dibentuknya tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kejadian ini secara transparan, imparsial, dan menyeluruh.


KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

6 Oktober 2021

Pegiat HAM Desak Revisi Peradilan Militer
KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

Hasil pemantauan KontraS selama Oktober-2021-September 2021 menunjukkan reformasi peradilan militer jalan di tempat.


Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

16 September 2021

Gambar tangkapan video menunjukkan adegan serial Netflix berjudul
Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

Serial Netflix Deserter Pursuit memicu perdebatan tentang militer Korea Selatan karena menceritakan pelecehan dan kekerasan selama wajib militer.


2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

27 Juli 2021

Ilustrasi TNI. ANTARA
2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

TNI AU menyatakan penyesalan dan meminta maaf atas insiden dua anggotanya yang melakukan kekerasan terhadap seorang warga Papua di Merauke.


Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

5 Juli 2018

Jokowi. Youtube Antara
Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

Amnesti Internasional Indonesia meminta Jokowi membentuk tim investigasi guna mengungkap kasus kekerasan yang terjadi di Paniai, Papua.


Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

8 Juli 2017

Ilustrasi pengamanan dan pemantauan kemanan bandara Soekarno Hatta. ANTARA/Lucky R.
Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

Keduanya menyepakati bentuk pertanggungjawaban Guyum setelah menampar adalah meminta maaf secara tertulis kepada Fery, institusi, dan PT Angkasa Pura.


Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

8 Juli 2017

Ilustrasi pengamanan dan pemantauan kemanan bandara Soekarno Hatta. ANTARA/Lucky R.
Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

Jumat malam, polisi melepas Guyum setelah menandatangani kesepakatan damai dan bersalaman dengan Fery.


Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

8 Juli 2017

Ilustrasi pengamanan dan pemantauan kemanan bandara Soekarno Hatta. ANTARA/Lucky R.
Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

Guyun mengaku salah dan meminta maaf atas penamparan yang dilakukannya. "Proses damai berjalan lancar tanpa ada intervensi pihak manapun."