TEMPO.CO, Bima - M. Tohur, orang tua Khairi alias Jipo yang tewas pada saat baku tembak dengan Detasemen Khusus 88 Antiteror di Poso, membantah berita bahwa anaknya alumnus pondok pesantren Umar Bin Khattab, Bima, Nusa Tenggara Barat.
Tohur menyatakan Khairi merupakan alumnus Pondok Darul Tauhid Malang dan mengambil S-1 di STAIM Malang, Jawa Timur. "Kalau itu benar anak saya, dia bukan alumni UBK," kata M. Tohur kepada Tempo, yang menemuinya di Desa Kananga, Kecamatan Bolo, Jumat, 2 November 2012.
Tohur menyebutkan pernyataan juru bicara Markas Besar Kepolisian RI, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar, yang menyatakan pelaku teroris Poso alumni UBK adalah sebuah fitnah.
Tohur meminta Boy Rafly berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan dan meminta maaf. "Jangan anak saya dikaitkan dengan UBK. Sebab, UBK sudah bubar sejak 2011 lalu," katanya.
Dia menyayangkan, jika setiap terjadi peledakan bom, selalu dikaitkan dengan pondok pesantren UBK. Padahal, menurut Tohur, pondok UBK sudah setahun ini tidak ada kegiatan. "Departemen Agama juga sudah menyatakan tidak ada UBK," kata M. Tohur.
Menurut Tohur, dengan fitnah dan isu yang dilancarkan pihak lain, ia sempat khawatir dengan anaknya.
Sebelumnya, polisi mengatakan terduga teroris yang tewas dalam baku tembak di Poso, Sulawesi Tengah, diketahui bernama Jipo alias Khairi asal Bima, Nusa Tenggara Barat.
Jipo diduga merupakan anggota jaringan di bawah kendali Santoso, yang dituduh bertanggung jawab terhadap pembunuhan dua polisi yang hilang di Poso sejak 8 Oktober dan sejumlah teror lainnya di Poso.
Bersama Jipo juga ada Wage alias Abdusalam yang merupakan ipar Firdaus. Namun, Wage telah lebih dulu tewas beberapa hari lalu di lokasi kejadian karena bom jebakan yang dia rakit. Berdasarkan penelusuran, Jipo diduga kuat terkait dengan pondok pesantren Umar bin Khatab di Bima, yang dulu digerebek Densus 88. Saat itu, Firdaus tewas tertembak.
AKHYAR M NUR
Berita lain:
Angelina Sondakh Akui Pertemuan di Kemenpora
Jokowi Pertanyakan 3 Soal Sebelum Loloskan MRT
''2014, Jakarta Akan Mirip Shanghai''
Lima Penyidik KPK Mengundurkan Diri