TEMPO.CO, Cianjur -- Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Cianjur mencatat, hingga bulan Oktober 2012, sebanyak 305 orang positif terinfeksi human iImmunodeficiendy virus (HIV)/acquired immuno defeciency syndrome (AIDS). Sebanyak 36 orang di antaranya meninggal dunia.
Faktor penyebab terbesar terjadinya HIV/AIDS, sebanyak 81 persen, adalah dari hasil hubungan seksual, 18 persen dari air susu ibu, dan jarum suntik 1 persen. Para penderita umumnya ibu rumah tangga dan wanita penjaja seks (WPS).
"Berdasarkan data yang kami terima, jumlah penderita dari kalangan ibu rumah tangga dengan WPS berimbang," ujar Sekretaris KPA Kabupaten Cianjur, Irman, di Cianjur, Kamis, 1 November 2012.
Para penderita HIV/AIDS ini awalnya tidak merasakan apa-apa. Namun, dalam jangka waktu lima tahun, akan merasakan dampaknya. Irman menjelaskan, ibu rumah tangga yang terserang HIV/AIDS rata-rata tertular dari suami yang sering bermain dengan WPS.
Ketua Konselor HIV/AIDS Cicih Kurniasih menambahkan, para penderita masih bisa ditangani jika mengetahui dirinya menderita HIV sejak awal. "Salah satunya dengan sadar diri bahwa dirinya sering melakukan hubungan seksual, memakai narkoba, dan memakai tato," kata dia.
Namun, jika tidak menyadarinya, orang tersebut akan semakin banyak kehilangan daya tahan tubuh hingga mudah terserang berbagai penyakit. Jika seseorang mengalami diare tanpa henti dan mudah tertular penyakit, orang tersebut sudah masuk ke dalam AIDS.
Berbeda dengan mereka yang sudah mengetahui dari awal bahwa dirinya mengidap HIV. Penderita bisa menjaga asupan makanan dengan yang lebih bergizi, selalu berolahraga, serta mengatur jam kerja dan jam istirahat dengan baik. "Maka orang tersebut akan tampak sehat dan HIV tidak akan menyebar," ujarnya.
DEDEN ABDUL AZIZ
Berita Lainnya:
70 Polisi Kediri Tak Punya Izin Senjata
Wenger Ingin Walcott Segera Teken Kontrak Baru
Metode Audit Hambalang Dinilai Tidak Optimal
Pemicu Bentrokan Lampung Versi Penduduk
Mantan Suami Katy Perry Tabrak Pejalan Kaki