TEMPO.CO, Surabaya - Pendakian Gunung Semeru ditutup sementara menyusul upaya pencarian mahasiswa Universitas Brawijaya yang hilang sejak Selasa kemarin, 30 Oktober 2012. Penutupan ini dilakukan hingga ada pemberitahuan lebih lanjut dari pengelola Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
"Demi kelancaran proses pencarian," kata Kepala Kepolisian Sektor Senduro, Ajun Komisaris Octa Panjaitan. Operasi SAR terbuka juga belum dilakukan. "Tim SAR dari mana pun yang mau bergabung untuk melakukan pencarian harus stand by dulu di Pos Ranupane," kata Octa.
Mochamad Siraz Awaludin Iqbal, mahasiswa semester tiga Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, dikabarkan hilang saat turun dari puncak Mahameru, Selasa, 30 Oktober 2012. Belum diperoleh kabar hingga saat ini mengenai kondisi mahasiswa asal Dusun Demangjaya, RT IV/RW I Desa Krebet, Kabupaten Malang tersebut. Siraz merupakan salah satu dari tujuh pendaki dalam satu rombongan yang mendaki ke puncak Mahameru.
Menurut Octa, dari tujuh orang yang naik ke puncak Mahameru, tiga orang memilih untuk turun lebih dulu, yakni Heri, Wildan, dan Siraz. Ketiga orang ini turun menuju ke Kalimati untuk mempersiapkan logistik, "Rupanya Siraz kebablasan tidak belok. Sedangkan yang dua belok menuju Kalimati," katanya.
Empat orang sisanya yang berada di puncak belakangan ikut turun dari puncak. Sesampainya di markas di Kalimati, ternyata Siraz tidak ada. "Setelah dicari tidak ketemu," katanya. Dua orang pendaki kemudian ke Malang untuk memberitahukan orang tua Siraz, tiga orang bertahan di Ranupane, dan dua orang ke atas bersama Tim SAR dari Cagar Alam dan beberapa pendaki untuk mencari korban.
DAVID PRIYASIDHARTA
Berita Lainnya:
Mahasiswa Universitas Brawijaya Hilang di Semeru
Kronologi Hilangnya Mahasiswa Brawijaya di Semeru
Soal Upeti, Dulu Anggota DPR Sopan-Sopan
SBY dan Menteri Gita Tahu Bayu Maju untuk IPB
Nusron Wahid Bantah Jadi Tukang Palak BUMN
Dua Unit Tank Leopard Datang Pekan Ini