TEMPO.CO , Yogyakarta: Kebutuhan akan transportasi umum, khususnya taksi, di Daerah Istimewa Yogyakarta sangat tinggi. Maklum, kota pelajar dan kota budaya itu menjadi daerah tujuan wisata utama di Indonesia setelah Bali.
Meski saat ini sudah ada 800 unit dari 17 perusahaan jasa taksi, kebutuhan masyarakat akan alat transportasi ini dirasa belum benar-benar terpenuhi. Bahkan tidak sedikit taksi dari luar daerah masuk Yogyakarta. "Kalau orang menelepon operator taksi, 30 menit kemudian taksinya baru tiba. Idealnya, lima menit taksi sudah datang," kata Johnny Sunu Pramantya, Ketua Organisasi Pengusaha Angkutan Darat DIY.
Untuk menutup kekurangan itu, dalam waktu dekat akan ada lima perusahaan taksi masuk Yogyakarta. Masing-masing akan mengoperasikan puluhan hingga seratusan taksi.
Kebutuhan taksi di DIY, menurut dia, memang sangat tinggi. Dari sisi pariwisata, pendidikan, dan bisnis, masyarakat juga banyak menggunakan jasa transportasi itu. Apalagi angkutan umum jarang ada yang beroperasi sampai malam, kecuali bus TransJogja, yang melayani masyarakat hingga pukul 21.00.
Karena itu pula penambahan armada taksi sudah sangat dibutuhkan. Selain karena persoalan lama tunggu taksi, penambahan armada taksi juga untuk mempersiapkan adanya bandara baru di Kulon Progo. "Persiapannya harus dimulai dari sekarang," kata dia.
Selain penambahan jumlah taksi, pelayanannya juga harus ditingkatkan. Kendaraan lama pun harus diganti yang baru. "Untuk menghadapi persaingan, juga dibutuhkan konsorsium pengusaha taksi," kata Sunu.
Sunu menambahkan, pembentukan konsorsium perusahaan taksi di Yogyakarta sangat dibutuhkan. Selain untuk mengatur sistem dan tarif, juga untuk melindungi perusahaan taksi lokal. Hal itu mengingat akan ada banyak pengusaha taksi dari luar daerah, terutama dari Jakarta, masuk ke Yogyakarta, dan mengincar pangsa pasar di Kota Gudeg.
Organda, menurut dia, telah mengajukan permohonan ke pemerintah untuk menambah jumlah taksi. Berapa besarnya, saat ini masih dikaji, disesuaikan dengan kebutuhan.
Ketua Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta, Deddy Pranowo Eryono, mengatakan taksi merupakan salah satu jenis transportasi yang diandalkan wisatawan. Jika merasa lebih mudah mengakses transportasi, mereka akan kembali lagi untuk berwisata.
MUH SYAIFULLAH
Terpopuler:
Produsen Batik Semarangan Ciptakan Motif Khusus
Surakarta Susun Agenda Seni dan Budaya
Serayu Jadi Tujuan Favorit Burung Migran dari Cina
Berkisah Tentang Flores Lewat Foto
Tenun Ikat Asal NTT Segera Dipatenkan