TEMPO.CO, Semarang - Wakil Presiden Boediono mendukung peninjauan ulang sistem kurikulum nasional. Hal ini ia sampaikan saat menghadiri acara dalam Dies Natalies Universitas Diponegoro ke-55 di Semarang, Selasa, 16 Oktober 2012.
"Pendidikan adalah kunci mutlak kemajuan setiap bangsa. Kekayaan alam bukan jaminan untuk kemajuan dan kemakmuran bila tidak diimbangi dengan upaya membekali para manusia," ujar Boediono, Selasa, 16 Oktober 2012.
Menurut Boediono, pembangunan institusi politik dan ekonomi yang inklusif hanya bisa dicapai dengan sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan begitu, peninjauan ulang sistem kurikulum sebagai langkah perbaikan sangat diperlukan. "Makanya saya memuji langkah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk meninjau kembali kurikulum pendidikan nasional," Boediono menambahkan.
Dalam pidatonya di hadapan civitas academica, ia menyebut dua macam keterampilan yang harus dimiliki dalam sumber daya manusia yang berkualitas, yakni soft skill dan hard skill atau keterampilan keras. Soft skill, menurut Boediono, adalah upaya membekali anak didik agar menjadi pribadi dan warga negara yang baik. Sedangkan penguasaan hard skill diperlukan agar anak didik bisa menjadi manusia yang produktif.
"Saat ini saya mendapat kesan bahwa pendidikan yang ada ini belum memberi tempat dan bobot yang tepat bagi pengajaran soft skill," katanya.
Dengan begitu, Wakil Presiden menyarankan pentingnya mengkaji kembali substansi pengajaran dan sistem penilaian yang telah dilakukan dalam pendidikan nasional.
EDI FAISOL