TEMPO.CO , Jakarta - Pemerhati dunia Twitter, Nukman Luthfie menilai, kicauan para tweeps yang menanyakan keberadaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait kisruh antara KPK dan Polri bukanlah upaya untuk menyerang SBY.
Menurut pria yang sudah 15 tahun bergelut di dunia bisnis digital ini, gerakan dari ranah maya tersebut merupakan bentuk kepedulian masyarakat pada pemberantasan korupsi di negara ini.
"Publik itu mencari-cari presiden karena mereka merasa membutuhkan (campur tangan) presiden," kata Nukman saat dihubungi, Ahad 7 Oktober 2012. Online strategist dari Virtual Consulting ini menyebutkan, wajar dukungan publik pada lembaga yang saat ini dipimpin Abraham samad itu tinggi.
Sebab, KPK dianggap menjadi ujung ombak menumpasan korupsi di negeri ini. "Publik berharap KPK jangan dibonsai, makanya mereka bereaksi saat ada upaya pelemahan," ucapnya.
Menurutnya, dengan munculnya jejaring sosial seperti Twitter sekarang ini, masyarakat yang semula hanya dapat menerima informasi dari media, dapat langsung mengirimkan umpan balik lewat sambungan itu.
Dengan suara masyarakat lewat jejaring sosial ini, maka semua lembaga, termasuk polisi tak bisa lagi sembarangan dalam bertindak. "Ada kontrol dari masyarakat. Suara Twitter itu suara rakyat," katanya.
Dia juga menyebutkan, aksi publik di jejaring sosial bukan hanya kali ini terjadi. Saat pimpinan KPK Bibit Samad dan Chandra Hamzah ditangkap pada 2009, mereka juga bersuara. Hanya saja waktu itu, masyarakat belum banyak mengenal Twitter. "Saat kasus cicak versus buaya dulu, ramainya di Facebook, sampai membentuk gerakan sejuta Facebookers dukung KPK," ujarnya.
Dia pun menyatakan, aksi yang dilakukan oleh masyarakat lewat Twitter sekarang ini akan mempengaruhi kebijakan Presiden SBY.
Dukungan terhadap KPK melonjak di dunia maya. Situs Hashtracking.com mencatat pembicaraan #saveKPK di Twitter sudah diikuti oleh 1.462.116 orang dalam tempo 24 jam.
NUR ALFIYAH
Berita terpopuler lainnya:
Once: Where Are You, Mr.President?
''Gawat, Kapolri Tak Tahu Anak Buahnya Kepung KPK''
Detik Menentukan di Ruang Steril
Presiden Dinilai Restui Pembangkangan Hukum Polri
Ini Daftar Harga Mobil Compact