TEMPO.CO, Jakarta - Dukungan terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi terus mengalir. Kemarin, sejumlah tokoh nasional menggelar pertemuan dengan pimpinan KPK. Mereka menyatakan menolak upaya sejumlah politikus Senayan melemahkan KPK dengan mengebiri kewenangan komisi antirasuah itu.
Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Komaruddin Hidayat, salah seorang tokoh yang hadir, mengatakan, KPK dibentuk karena kurang efektifnya kinerja lembaga hukum yang ada dalam memberantas korupsi. Namun, kata dia, yang terjadi saat ini, KPK justru digerogoti. Karena itu, kata dia seusai pertemuan, ”KPK perlu didukung agar KPK sebagai simbol negara bersih bisa menjadi harapan masyarakat.”
Bersama Komaruddin, hadir, antara lain, Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan; pakar hukum internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana; guru besar ilmu hukum Universitas Airlangga J.E. Sahetapy; dan tokoh nasional Salahuddin Wahid.
Dukungan terhadap KPK juga datang dari ulama Surakarta, Jawa Tengah, yang mendatangi gedung KPK beberapa jam sebelumnya. ”Semoga para pemimpin KPK diberi kekuatan oleh Allah agar bisa menjalankan fungsinya dengan baik,” ujar Ketua Majelis Ulama Indonesia Surakarta Zainal Arifin Adnan. Pekan lalu, Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud Md. dan bekas Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Hasyim Muzadi juga mendatangi KPK untuk memberi dukungan.
Banjir dukungan itu bermula dari adanya upaya sejumlah politikus Senayan dan kepolisian untuk melumpuhkan KPK. Upaya itu, antara lain, berupa rencana pengurangan kewenangan KPK oleh DPR dan ditariknya penyidik kepolisian dari KPK. Penarikan penyidik itu disinyalir terkait dengan pengusutan kasus korupsi proyek simulator ujian mengemudi yang diduga melibatkan dua jenderal polisi.
Sahetapy menegaskan, KPK dibentuk karena Polri dan Kejaksaan tidak becus memerangi korupsi. Terkait dengan kasus simulator, ia mengatakan, ”Polri harus sadar betul, termasuk Kapolrinya, bahwa yang mereka alami adalah conflict of interest. Mereka harus lepaskan itu.”
Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas mengatakan, dukungan masyarakat menjadi penyemangat bagi lembaganya untuk terus bekerja keras melawan korupsi. Namun Ketua Komisi Hukum DPR Gede Pasek Suardika meminta masyarakat tak terlalu membela KPK atau Polri. ”Kalau mau menang-menangan, tidak baik bagi bangsa ini, tidak baik bagi pemberantasan korupsi jangka panjang,” ujarnya.
TRI SUHARMAN | FEBRIYAN | SUKMA
Terpopuler:
Anwar Congo Protes Film ''The Act of Killing''
Pemerintah Belum Mau Minta Maaf atas Tragedi 1965
Wawancara Sutradara Film Jagal: Akting Anwar Congo
Pembuatan Film Jagal Menyakitkan Sutradaranya
Mangkir Lagi, Ketua KPK Ancam Panggil Paksa Djoko