TEMPO.CO, Jakarta--Melacak kembali ladang-ladang pembantaian PKI, Tempo menemukan pembunuhan massal tak hanya terjadi di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali--tempat-tempat yang sudah sering disebut oleh media dan sejumlah hasil penelitian. Pembantaian, misalnya, terjadi juga di Sika, Flores, juga di sebuah pulau di Palembang.
Majalah Tempo edisi 1 Oktober 2012 menelusuri para algojo di belahan tanah air. Tempo menemui para algojo--upaya yang tak mudah karena umumnya sudah meninggal. Yang masih hidup, rata-rata 70-an tahun, tanpa tedeng aling-aling membuka kisah kelam yang membangkitkan bulu kuduk.
Seorang algojo menyatakan moralitas itu sesuatu yang relatif. Pembunuhan memang dilarang, tapi harus dilakukan untuk menyelamatkan bangsa dan agama. Ada pula yang diam-diam menyadari kesalahannya. Anwar, yang dalam film terlihat brutal, mengaku melakukan sumpah berbisik, meminta maaf kepada arwah-arwah korban.
Menurut Oppenheimer, sang sutradara, sepanjang pembuatan film, Anwar ada kalanya seperti menyesali perbuatannya. Rasa heroik dan bersalah bersitegang di dalam diri mantan algojo. Seorang mantan jagal harus dipasung keluarganya karena, bila mengingat-ingat pembunuhan yang dilakukannya, ia ke luar rumah mengayun-ayunkan parang dan celurit. Selengkapnya, baca Majalah Tempo.
TIM TEMPO
Berita lain:
Edisi Khusus Film Pengkhianatan G 30 S/PKI
G30S, Soekarno Bersembunyi di Halim dan Bogor
Cerita Anak Jenderal D.I. Panjaitan Soal G30S/PKI
Film Pengkhianatan G30S/PKI, Propaganda Berhasilkah?
Saat G30S, Bung Karno Teradang Kepungan Tentara
Kekuatan Film Pengkhianatan G30S/PKI Luar Biasa