TEMPO.CO , Jambi: Setelah aksi bunuh diri anggota Satuan Intel Kepolisian Resor Kota Jambi Brigadir Saifudin dua pekan lalu, Kepolisian Resor Kota Jambi mengundang para ustad dan pendeta untuk memberikan bimbingan rohani. Para pemuka agama ini diundang aksi bunuh diri seperti yang dilakukan Brigadir Saifudin tak terulang.
"Kita akui memang bimbingan rohani agak menurun. Untuk itu, kami mengundang ustad dan pendeta untuk memberikan pencerahan kepada seluruh anggota," ujar Kepala Kepolisian Resor Kota Jambi, Komisaris Besar Syamsudin Lubis, dalam laporannya saat kunjungan kerja Kepala Kepolisian Daerah Jambi, Brigadir Jenderal Ade Husen Kartadipura, Kamis pagi, 13 September 2012.
Menurut Syamsudin, acara bimbingan ustad dan pendeta itu, akan melibatkan seluruh jajaran Polresta Jambi, bagaimana hukum agama dalam kaitannya dengan tindakan bunuh diri tersebut. "Kegiatan rohani ini akan kita terus dilakukan secara rutin. Dengan harapan tidak terulang lagi kejadian yang tidak diinginkan," katanya.
Syamsudin mengatakan aksi nekat Brigadir Saifudin menembak kepalanya sendiri diduga karena masalah keluarga. "Memang almarhum cukup tertutup, sehingga kita kurang mengetahui kenapa yang bersangkutan melakukan tindakan itu," ujarnya.
Brigadir Saifudin meninggal setelah sebelumnya sempat dirawat selama dua hari di rumah sakit Bratanata Kota Jambi akibat kepalanya tertembus peluru dari senjatanya sendiri, sekitar pukul 15.45 WIB, Jumat, 7 September 2012.
Sempat dioperasi, akhirnya nyawa korban tak terselamatkan. Saifudin mengembuskan napas terakhirnya, dua hari setelah kejadian. Brigadir Saifudin meninggalkan seorang istri dan seorang anak laki-laki berusia tiga tahun.
SYAIPUL BAKHORI
Berita lain:
Hartati Murdaya Tak Takut Walau Ditembak Mati
Tewas Gara-gara Perbesar Penis dengan Silikon
Alasan Indonesia Terpilih Tuan Rumah Miss World
Meriah Halal Bihalal Jokowi di Kelapa Gading
KONI Minta PSSI Djohar Jangan Seperti Anak-anak