Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ongkos Imigran Gelap ke Australia Ratusan Juta  

image-gnews
Puluhan imigran gelap yang tenggelam di perairan pulau Panaitan, Pandegelang, Banten, saat di evakuasi oleh sejumlah aparat TNI, Jumat (31/8).TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.
Puluhan imigran gelap yang tenggelam di perairan pulau Panaitan, Pandegelang, Banten, saat di evakuasi oleh sejumlah aparat TNI, Jumat (31/8).TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.
Iklan

TEMPO.CO, Madiun - Ongkos yang harus dikeluarkan para imigran gelap asal Timur Tengah untuk bisa diberangkatkan ke Australia diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Uang sebesar itu dipakai untuk biaya tiket pesawat dari negara asal dan negara transit hingga biaya penyelundupan melalui wilayah Indonesia.

Seperti diakui salah satu imigran asal Iran, Mohamad Hardani, 37 tahun. Hardani bersaksi melalui penerjemah yang tertuang dalam dokumen Berita Acara Pemeriksaan (BAP) perkara penyelundupan imigran akhir pada 2011 yang melibatkan lima oknum Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD).

Lima oknum TNI-AD itu adalah Sersan Dua Ilmun Abdul Said, Sersan Dua Kornelius Nama, Kopral Kepala Karyadi, Pembantu Letnan Satu Susiali, dan Sersan Kepala Khoirul Anam.

Ilmun terakhir kali bertugas sebagai Bintara Pembina Desa (Babinsa) Komando Rayon Militer (Koramil) Sokobanah, Sampang. Sedangkan Kornelius adalah Babinsa Koramil Bluto, Sumenep. Adapun Karyadi, Susiali, dan Khoirul merupakan Babinsa Koramil Besuki, Tulungagung.

Dalam BAP yang disusun penyidik Polisi Militer Komando Daerah Militer (Pom Dam) V/Brawijaya, Hardani mengaku terbang dari Teheran, Iran, menuju Dubai, 17 November 2011. Dari Dubai, ia terbang dan tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, 18 November 2011. Ongkos tiket dua kali penerbangan itu mencapai puluhan juta rupiah.

Belum lagi ongkos akomodasi dan transportasi selama tinggal di Indonesia sebelum berlayar ke Australia. Dari Jakarta, Hardani menuju Cisarua, Bogor. “Di Cisarua, dia kenal dengan warga Iran bernama Yosif dan ditawari ke Australia,” kata Kepala Oditur Militer Madiun, Upang Juwaeni, Rabu, 12 September 2012.

Hardani sepakat membayar US$ 8.000 atau sekitar Rp 72 juta (sesuai kurs saat itu, Rp 9.000 per dolar AS) untuk empat orang. Uang tersebut untuk akomodasi dan transportasi dari Jakarta menuju Pantai Popoh, Tulungagung, Jawa Timur.

Ongkos lebih besar dikeluarkan imigran asal Iran lainnya, Mohamad Hadi Parivash, 32 tahun. Dalam BAP disebutkan bahwa pada 26 April 2011, Hadi terbang dari Teheran, Iran, menuju Kuala Lumpur, Malaysia. Dari Malaysia, terbang ke Bali dan tiba 27 April 2011. Dari Bali terbang ke Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Dari sini, ia dijemput warga Arab Saudi, Husein, dan dibawa ke Cisarua, Bogor.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tanggal 30 April 2011, berangkat ke Australia namun ditangkap kepolisian di Sukabumi, Jawa Barat, kemudian ditampung 1,5 bulan di penampungan Kalideres, Jakarta. Di penampungan ia bertemu tujuh anggota keluarganya. Juni 2011 dipindah ke penampungan Cipari, Sukabumi. “Selama di Kalideres, ia kenal imigran lain bernama Sayeed Abas dan diminta uang US$ 50 ribu untuk tujuh orang,” ujar Upang.

Jika dikurskan dengan rupiah saat itu, US$ 50 ribu setara sekitar Rp 450 juta. Uang ini untuk akomodasi dan transportasi dari Jakarta menuju Pantai Popoh, Tulungagung, Jawa Timur.

Nahas, kapal laut yang mereka tumpangi bersama ratusan imigran lain tenggelam di perairan Prigi, Trenggalek, 17 Desember 2011, setelah berlabuh 10 jam dari Pantai Popoh. Namun Hardani dan Hadi bisa diselamatkan.

Hardani dan Hadi seharusnya menjadi saksi dalam perkara lima oknum TNI-AD tersebut. Namun, karena keduanya sudah kembali ke Iran, Oditur membacakan keterangan mereka sesuai BAP.

ISHOMUDDIN

Terpopuler:
Kepergok Plesiran di Denmark, Anggota DPR ''Ngeles'' 

Wa Ode: Fakta Sidang Mirwan Terlibat

''Yang Bilang Ical Bukan Capres Golkar, Zalim'' 

Kritik Guru di Facebook, Siswa SMA Dikeluarkan

UN Gantikan Ujian Seleksi Masuk Universitas

Hari Ini, Antasari Buka-bukaan Soal Century di DPR

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Polemik Pengungsi Rohingya di Indonesia, Berikut Negara yang Menolak Kedatangan Mereka

18 Desember 2023

Sejumlah imigran etnis Rohingya beristirahat setelah terdampar di Blang Raya, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Aceh, Minggu 10 Desember 2023. Sebanyak 180 orang imigran etnis Rohingya yang terdiri dari 53 orang laki-laki, 74 orang perempuan dan 53 orang anak-anak terdampar di pantai Desa Blang Raya. REUTERS/Stringer
Polemik Pengungsi Rohingya di Indonesia, Berikut Negara yang Menolak Kedatangan Mereka

Keberadaan pengungsi Rohingya di Aceh mulai menambah masalah. Beberapa negara telah melakukan penolakan terhadap mereka.


Peringatan Terakhir Pakistan, Ratusan Ribu Pengungsi Afghanistan Harus Angkat Kaki

26 Oktober 2023

Wanita Afghanistan yang tinggal di Pakistan menunggu untuk didaftarkan saat pengumpulan bukti pendaftaran di kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) di Peshawar, Pakistan, 30 September 2021. REUTERS/Fayaz Aziz
Peringatan Terakhir Pakistan, Ratusan Ribu Pengungsi Afghanistan Harus Angkat Kaki

Keputusan itu diambil setelah warga Afghanistan diketahui terlibat dalam kejahatan, penyelundupan dan serangan terhadap pemerintah dan tentara.


Jumlah Imigran Gelap yang ke Italia Naik Dua Kali Lipat

17 Agustus 2023

Petugas mengevakuasi jasad seorang warga, setelah kapal bermuatan ratusan imigran gelap pecah di Crotone, Italia, 28 Februari 2023. REUTERS/Remo Casilli
Jumlah Imigran Gelap yang ke Italia Naik Dua Kali Lipat

Italia mencatat ada 89.158 imigran gelap yang tiba di Negara Pizza itu periode Januari sampai Juli 2023 atau naik dua kali lipat


PM Giorgia Meloni Mencoba Bangun Aliansi untuk Mengatasi Imigran Gelap

23 Juli 2023

Giorgia Meloni. REUTERS
PM Giorgia Meloni Mencoba Bangun Aliansi untuk Mengatasi Imigran Gelap

Giorgio Meloni berusaha membentuk aliansi luas negara-negara untuk mengatasi imigran gelap dan memerangi perdagangan manusia.


Malaysia Pulangkan 12.380 Migran Gelap, Kebanyakan dari Indonesia, Filipina, Myanmar

1 April 2023

Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani (tengah) berbincang dengan salah satu Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal asal Malaysia setibanya di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis 4 Agustus 2022. Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) memulangkan 190 dari 3.200 PMI ilegal asal Malaysia dan selanjutnya dibawa ke Wisma Atlet untuk menjalani isolasi sebelum dipulangkan ke daerah asalnya. ANTARA FOTO/Fauzan
Malaysia Pulangkan 12.380 Migran Gelap, Kebanyakan dari Indonesia, Filipina, Myanmar

Malaysia akan memulangkan 12.380 warga negara asing karena melanggar aturan keimigrasian tahun ini.


Usir Imigran Ilegal Afrika, Presiden Tunisia Menolak Tuduhan Rasisme

6 Maret 2023

Foufana Abou, warga negara Pantai Gading yang tinggal di Tunisia dan ingin dipulangkan, menunggu bersama warga Pantai Gading lainnya di dekat kedutaan Pantai Gading di Tunis, Tunisia 27 Februari 2023. REUTERS/Jihed Abidellaoui
Usir Imigran Ilegal Afrika, Presiden Tunisia Menolak Tuduhan Rasisme

Presiden Tunisia menolak tuduhan rasisme dan menunjukkan kemungkinan konsekuensi hukum bagi para pelaku serangan terhadap imigran ilegal.


PM Inggris Bakal Bertindak Keras terhadap Imigran Gelap: Cukup Sudah

14 Desember 2022

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menghadiri acara Welcoming Dinner and Cultural Performance KTT G20 2022 di kawasan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK), Badung, Bali, Selasa 15 November 2022. ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Fikri Yusuf
PM Inggris Bakal Bertindak Keras terhadap Imigran Gelap: Cukup Sudah

Inggris berencana menggarap undang-undang baru untuk mencegah imigran yang melintasi Selat Inggris untuk tinggal di negara itu.


46 Imigran Gelap Tewas di Kontainer, Petugas Menemukan Tumpukan Mayat

28 Juni 2022

Warga berkumpul saat melihat lokasi ditemukannya puluhan orang tewas di dalam truk trailer di San Antonio, Texas, AS 27 Juni 2022.  REUTERS/Kaylee Greenlee Beal
46 Imigran Gelap Tewas di Kontainer, Petugas Menemukan Tumpukan Mayat

Petugas menemukan "tumpukan mayat" 46 imigran gelap dan tidak ada tanda-tanda air di dalam truk, yang ditinggalkan di sebelah rel kereta api


46 Imigran Gelap Tewas dalam Kontainer di AS, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong

28 Juni 2022

Petugas kepolisian berjaga-jaga di lokasi ditemukannya puluhan orang tewas di dalam truk trailer di San Antonio, Texas, AS 27 Juni 2022. Sedikitnya 42 orang ditemukan tewas di dalam sebuah truk trailer pada Senin di San Antonio, Texas, Amerika Serikat.  REUTERS/Kaylee Greenlee Beal
46 Imigran Gelap Tewas dalam Kontainer di AS, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong

Kasus kematian 46 imigran gelap dalam kontainer di San Antonio, terungkap setelah seorang saksi men dengar ada suara teriakan minta tolong.


50 TKI Ilegal Indonesia Ditangkap Polisi Begitu Mendarat di Selangor

28 Januari 2022

Sejumlah TKI Ilegal yang dipulangkan dari Malaysia menunggu untuk menjalani pemeriksaan kesehatan setibanya di Terminal Penumpang Nusantara Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat 12 Juni 2020. Sebanyak 436 TKI Ilegal tersebut nantinya akan dipulangkan ke daerah asalnya di 22 provinsi. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
50 TKI Ilegal Indonesia Ditangkap Polisi Begitu Mendarat di Selangor

Polisi Malaysia menangkap 50 orang imigran gelap asal Indonesia ketika mendarat di pesisir Bagan Pasir, Selangor.