TEMPO.CO, Serang - Pencarian imigran gelap asal Afganistan yang menjadi korban kapal tenggelam di perairan Pulau Panaitan, Kabupaten Pandeglang, Banten, pada Kamis, 30 Agustus lalu, dihentikan. Badan SAR Nasional (Basarnas) tidak lagi bisa menemukan para korban tersebut.
Juru bicara Basarnas, Ramli, mengatakan pencarian di beberapa titik lokasi yang diduga menjadi tempat tenggelamnya kapal sudah dilakukan, namun hasilnya nihil. "Sekarang tim Basarnas sudah menghentikan pencarian karena kebenaran jumlah imigran yang berada dalam kapal sebanyak 150 imigran juga masih belum jelas," kata Ramli, Selasa, 4 September 2012.
Menurut Ramli, tim SAR akan tetap memonitor pergerakan kapal-kapal niaga yang melintasi perairan Selat Sunda serta laporan dari tim SAR Australia yang juga terus memonitor. "Jika ada instruksi, langsung bergerak," ujarnya.
Hingga kini, sebanyak 55 imigran asal Afganistan dan Pakistan yang selamat belum dipindahkan ke rumah detensi imigrasi. Pemindahan terhambat karena kondisi fisik para imigran masih lemah, bahkan terdapat 18 orang imigran yang dirawat di Rumah Sakit Krakatau Medika (RSKM) Kota Cilegon.
Ke-18 imigran tersebut mengalami dehidrasi dan luka bakar akibat sengatan matahari. "Bila kondisi para imigran sudah pulih, pihaknya akan melakukan pemindahan ke tempat penampungan rudenim yang telah ditentukan pemerintah pusat," kata Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Kota Cilegon M.T. Setiawan.
Dari hasil pendataan diketahui sebagian imigran memiliki paspor dan sebagian lagi tidak memiliki dokumen. "Kita belum mengetahui apakah dokumen mereka hilang di lautan atau memang pendatang gelap," katanya.
WASI'UL ULUM
Berita lain:
Kisah Kang Jalal Soal Syiah Indonesia (Bagian 6)
Andik Vermansyah Pindah Ke Liga Utama Amerika
Polisi Tahan Kuasa Hukum John Kei
Panwaslu: Iklan Televisi Jokowi Masuk Pelanggaran
Jarak Tempuh Sepeda Motor Bakal Dibatasi
Doberman Ikut Jaga Hillary Clinton di Jakarta