TEMPO.CO, Timika - Hujan deras yang selama tiga hari mengguyur Timika membuat sebagian wilayah Kota Timika banjir, Senin, 3 September 2012. Warga yang rumahnya tergenang air mengamuk dan memblokade jalan.
Banjir setinggi lutut orang dewasa itu menggenangi wilayah lokalisasi Kilo 10. Warga harus menggunakan sampan untuk menyelamatkan sebagian harta benda milik mereka.
Di Kelurahan Inauga, puluhan warga membongkar paksa drainase yang dibangun pemerintah dan melakukan aksi palang jalan.
Banjir yang sama juga melanda wilayah Kelurahan Inauga, Jalan Budi Utomo, Sempan, Jalan Patimura, Polsek Mimika Baru, dan sejumlah wilayah lainnya.
Warga Jalan Patimura, H. Muslimin, menyayangkan sikap pemerintah yang terkesan membiarkan persoalan tahunan ini terus terjadi. “Pemerintah jangan hanya bisa berdiplomasi soal banjir. Sudah tahunan banjir dialami warga, tapi tidak ditanggapi,” kata Muslimin.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Mimika Warisudin Purba, Senin pagi, di hadapan warga Kelurahan Inauga mengakui pemerintah daerah belum memiliki tata kota yang baik sehingga tidak mampu menanggulangi banjir tahunan di Timika.
“Sebenarnya di Timika ini (banjir) berulang kali saya katakan masalah lama yang belum bisa dikaji secara baik. Beberapa puluh tahun pengairan di Kabupaten Mimika belum terjawab secara baik,” kata Purba.
Pemerintah Daerah Mimika, kata Purba, belum menemukan konsep pengairan yang tepat untuk Kota Timika sejak 2002 hingga sekarang. “Untuk itulah, tahun ini, Dinas PU sedang merencanakan drainase kota supaya jelas arah aliran air dari gunung sampai kota,” kata Purba.
TJAHJONO EP
Berita lain:
Jokowi: Ada Instruksi Agar Yang di Sana Itu menang
Wanita Ini Bercumbu dengan Pangeran Harry di Vegas
83 Persen Melawan 17 Persen,Jokowi Yakin Menang
Bandung, Kantong Syiah Terbesar di Indonesia
Megawati: Jadi Manusia Mbok Punya Moral dan Etika