Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

4 Periode Penyebaran Syiah di Indonesia  

image-gnews
Masjid Imam Hussein di Karbala, Irak. Tempat sakral bagi kaum Syiah Timur-tengah. djibnet.com
Masjid Imam Hussein di Karbala, Irak. Tempat sakral bagi kaum Syiah Timur-tengah. djibnet.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penyerangan kelompok Syiah di Sampang pada 26 Agustus 2012 menghangatkan kembali diskusi soal Syiah. Tak pernah ada sejarah yang pasti soal kapan masuknya Syiah ke Nusantara.

Menurut cendekiawan Jalaluddin Rakhmat atau biasa disapa Kang Jalal, masyarakat telah mengenal Syiah sejak ribuan tahun lalu. Namun, selama itu, Syiah tak pernah muncul di permukaan. Mereka menyembunyikan diri.

Dalam perbincangannya dengan wartawan Tempo: Choirul Aminuddin, Erwin Zachri, Cornila Desyana, dan Praga Utama, pada Kamis, 29 Agustus 2012, Kang Jalal memaparkan penyebaran Syiah di Indonesia dalam empat periode.

1. Pada awal masuknya Islam di Indonesia dari Hadramaut, Arab, ke Aceh.
Ketika itu, mereka ada yang datang untuk berdagang, ada pula yang berdakwah. Namun semuanya tak menunjukkan diri sebagai Syiah. Mereka melebur dan berperilaku layaknya pengikut mazhab Syafii. “Karena itu, penganut mazhab Syafii di Indonesia banyak yang dipengaruhi paham Syiah,” kata Kang Jalal.

Jejak Syiah, Kang Jalal melanjutkan, banyak tersebar dalam tradisi masyarakat Indonesia. Misalnya tradisi yasinan dan ziarah ke makam. Contoh kedua, tradisi tabot, yakni peringatan pembantaian keluarga Nabi Muhammad SAW di Karbala, Iran.

Di Bengkulu, folklor ini biasanya dilakukan pada 1-10 Muharam tiap tahun. Dan setidaknya 10 ribu orang bergabung dalam drama kolosal tabot. Kata Kang Jalal, tradisi itu merupakan cara orang Syiah. “Mereka tak sadar bahwa itu tradisi Syiah. Mereka pun bukan penganut Syiah,” ujarnya.

2. Kala Revolusi Islam di Iran 1979.
Sekitar 1979-1980, politik Iran bergejolak. Seorang ulama Iran yang berdomisili di Prancis, Ayatullah Rohullah Khomeini, berhasil menumbangkan pemerintahan otokrasi di Iran, pimpinan Mohammad Reza Shah Pahlevi. Syiah pun memiliki negara.

Revolusi itu mempengaruhi mahasiswa Indonesia. Pada 1982, mahasiswa mulai mempelajari buku revolusi Iran. Mereka tertarik dengan pemikiran Syiah. Pada waktu yang sama, kata Kang Jalal, kegiatan mahasiswa tengah ditekan pemerintah. Mereka dilarang melakukan kegiatan sosial hingga kembali ke masjid.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Gelombang kedua ini ditandai dengan dua hal, berpusat di kampus dan fokus pembicaraan berupa ideologis serta filosofi Syiah,” kata Kang Jalal.

Ketika itu, penyebaran Syiah belum menjadi ancaman. Sebab, hanya dianggap sebagai gerakan intelektual. Mereka tak membahas fikih. “Jadi gelombang kedua itu tak menimbulkan kerusuhan,” ujarnya.

3. Gelombang ketiga terjadi kala orang-orang ingin mendalami Syiah melalui pembelajaran fikihnya.
Pada 1990-an, para habib yang pulang dari Khum, Iran, mulai mengajarkan Syiah ke kalangan terbatas. Seperti Ustad Umar di Palembang dan Ustad Husein Al Habsyi di Jawa Timur. Mereka datang dengan fikih Syiah.

“Mulailah muncul benih konflik. Karena pada tahap pemikiran, tak terjadi pergesekan,” kata Kang Jalal. “Waktu sudah di ranah fikih, mulai ada perbedaan paham.”

4. Penyebaran keempat terjadi ketika orang-orang Syiah mulai membentuk kelompok.
Misalnya Ikatan Jemaah Ahlul Bait Indonesia, 1 Juli 2000. Tujuan IJABI adalah mengumpulkan para pencinta penerus nabi, apa pun mazhab yang mereka anut. Kata Kang Jalal, penganut Syiah di IJABI lebih mengutamakan akhlak ketimbang fikih. "Sebab, fikih telah timbulkan konflik, jadi kami hiraukan asal damai," ujarnya.

CORNILA DESYANA

Berita lain:
Liputan Khusus Syiah di Indonesia
''Piagam'' Kesepakatan Syiah - Sunni
Siapa Syiah, Siapa Sunni
Mengenal 4 Kelompok dalam Syiah

Persamaan dan Perbedaan Sunni-Syiah

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Zakir Naik Ceramah di Bekasi Malam Ini, 42 Ribu Tiket Ludes

8 April 2017

Cendekiawan muslim, Zakir Naik, memberikan pemaparan saat kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), DI Yogyakarta, 3 April 2017. Selama mengunjungi Indonesia Zakir Naik melakukan dakwah di sejumlah daerah antara lain di Bandung, Yogyakarta, Ponorogo, dan Makasar. ANTARA FOTO
Zakir Naik Ceramah di Bekasi Malam Ini, 42 Ribu Tiket Ludes

Arif mengatakan, kapasitas sebenarnya 30-32 ribu, tapi ditambah lagi 10 ribu, sebagai hasil diskusi Zakir Naik dan Wali Kota Bekasi.


Zakir Naik di Bekasi, 28 Ribu dari 32 Ribu Kursi Stadion Telah Terisi  

4 April 2017

Aksi Ulama asal India, Zakir Naik saat memberi ceramah terbuka di hadapan ribuan masyarakat di kampus UPI, Bandung, Jawa Barat, 2 April 2017. TEMPO/Prima Mulia
Zakir Naik di Bekasi, 28 Ribu dari 32 Ribu Kursi Stadion Telah Terisi  

Arif mengatakan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menginginkan pendaftaran dibuka lebih walau kuota normalnya sekitar 31-32 ribu.


Zakir Naik, Hari Ini Panitia Bekasi Sebar Undangan Non-Muslim

4 April 2017

Aksi Ulama asal India, Zakir Naik saat memberi ceramah terbuka di hadapan ribuan masyarakat di kampus UPI, Bandung, Jawa Barat, 2 April 2017. TEMPO/Prima Mulia
Zakir Naik, Hari Ini Panitia Bekasi Sebar Undangan Non-Muslim

Arif tidak menyebut secara detail siapa saja yang diundang, karena nama-nama itu masih sensitif jika diumumkan.


Pendidikan Agama dan Akar Radikalisme

13 September 2016

Pendidikan Agama dan Akar Radikalisme

Sejak kematian pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur, Santoso alias Abu Wardah, pada 18 Juli lalu, banyak pihak menilai hal itu sebagai keberhasilan ikhtiar negara menumpas akar-akar terorisme. Namun mungkinkah peristiwa tertembaknya seseorang dapat menjelaskan bahwa gerakan radikalisme di Indonesia telah berakhir?


Kiai di Kediri Sebut Pengeras Suara Saat Azan Hukumnya Sunah

4 Agustus 2016

Seorang pengungsi melakukan adzan saat berada di kamp pengungsian di Irbil, Irak (28/6). Para pengungsi ini melarikan diri karena kekerasan antara sektarian mengancam kawasan Timur tengah. AP/Hussein Malla
Kiai di Kediri Sebut Pengeras Suara Saat Azan Hukumnya Sunah

Ketua Asosiasi Pondok Pesantren Jawa Timur KH Reza Ahmad Zahid menegaskan, tak perlu kaku saat menggunakan pengeras suara ketika mengumandangkan azan.


Dosen UGM: Islam di Arab Saudi Itu Miskin Imajinasi

21 Juni 2016

Massa dari Hizbut Tahrir Indonesia berunjuk menentang kenikan BBM di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Kamis (29/3). TEMPO/Prima Mulia
Dosen UGM: Islam di Arab Saudi Itu Miskin Imajinasi

Universitas Islam Indonesia menangkal masuknya ide-ide Hizbut Tahrir soal khilafah ke kampus.


Ben Anderson Rindu Gus Dur dan Menggilai TTS

22 Desember 2015

Profesor Benedict Anderson dari University of Cornell memberikan kuliah Umum di FIB UI, Jakarta, 10 Desember 2015. TEMPO/Frannoto
Ben Anderson Rindu Gus Dur dan Menggilai TTS

Ben Anderson ternyata suka mengisi TTS dan menghormati Gus Dur sebagai tokoh pluralisme.


Gaya Aa Gym Pakai Topi Koboi dan Kursus Berkuda di AS

12 Agustus 2015

AA Gym memberi tausiah pada pengajian Ramadhan bersama Bandung Hijabers Community di Masjid Al Ukhuwah, Bandung, Jawa Barat, 28 Juni 2015. TEMPO/Prima Mulia
Gaya Aa Gym Pakai Topi Koboi dan Kursus Berkuda di AS

Dalam Islam, berkuda adalah olahraga yang disunahkan dan didampingi malaikat.


Ibadah yang Dianjurkan pada Malam Nisfu Syakban  

1 Juni 2015

Seorang umat muslim mengikuti dzikir akbar bertepatan dengan malam Nisfu Sya'ban di Monas, Jakarta, Rabu (5/8). Dzikir akbar yang dihadiri wapres bertujuan untuk keselamatan bangsa. Tempo/Tony Hartawan
Ibadah yang Dianjurkan pada Malam Nisfu Syakban  

Ada yang menggunakan malam Nisfu Syakban untuk berdakwah. Bagaimana memaknainya?


Bagaimana Hukum Baca Yasin di Malam Nisfu Sya'ban?  

1 Juni 2015

REUTERS/Cheryl Ravelo
Bagaimana Hukum Baca Yasin di Malam Nisfu Sya'ban?  

Umat muslim disarankan memperingati Nisfu Syaban dengan ibadah yang tidak dipamerkan.