Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rukun Iman dan Islam dalam Kacamata Syiah-Sunni  

Editor

Alia fathiyah

image-gnews
Korban luka di jalan setelah ledakan saat acara kaum Syiah di Quetta, Pakistan, Jumat (3/9). AP/Arshad Butt
Korban luka di jalan setelah ledakan saat acara kaum Syiah di Quetta, Pakistan, Jumat (3/9). AP/Arshad Butt
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak perbedaan dan persamaan antara kelompok Ahlussunnah dan kelompok Syiah Imamiyah atau Istna Asyariyah. Menutip buku Sunnah-Syiah Bergandengan Tangan! Mungkinkah? yang ditulis M. Quraish Shihab, cetakan kedua, April 2007, ada titik temu dari dua kelompok dari sisi Rukun Iman dan Islam.

“Maka paling tidak kita telah berhasil menghindari kafir-mengkafirkan, bahkan (mungkin) bunuh-membunuh yang selama ini terdengar,” tulis Quraish Shihab di buku itu.

Sebagaimana golongan Syiah, Ahlussunnah berpendapat bahwa iman terdari dari enam rukun, yakni keimanan kepada Allah, para malaikat, kitab-kita suci, para rasul, hari kemudian, dan qadha dan qadar. Enam rukun itu diambil dari penjelasan Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Bukhari melalui Umar Ibn Khaththab ra. Sementara itu, dalam Rukun Islam, Rasulullah SAW menyebut lima hal, yakni syahadat, salat, zakat, puasa, dan haji.

Dalam hal keimanan, Syiah Itsna Asyariyah tidak menyebut butir-butir kepercayaan kepada malaikat, kitab-kitab, dan para rasul yang merupakan keyakinan Ahlussunnah. Demikian juga dalam Rukun Islam. Mereka tidak menyebut syahadat sebagai Rukun Islam. Namun mereka menetapkan jihad sebagai rukun. Adapun jihad bukan Rukun Islam dalam pandangan Ahlussunnah.

Lalu apakah artinya Syiah Imamiyah tidak mengharuskan pengikutnya percaya malaikat, kitab Allah, dan rasulnya? Jawabannya: jelas tidak. Dalam buku itu, Quraish Shihab mengatakan mereka hanya tidak menyebut tiga perkara itu secara eksplisit.

Syiah Imamiyah, ketika menyebut salah satu dari Rukun Iman adalah, “Pengetahuan/keyakinan tentang yang menyampaikan dari Tuhan.” Rumusan ini dinilai sudah mencakup banyak rincian, termasuk percaya kepada rasul dan malaikat.

Lantaran malaikat-lah yang menyampaikannya kepada rasul, kemudian rasul menyampaikannya kepada malaikat, dan tentu saja penyampaian itu mencakup wahyu-Nya yang dicantumkan dalam kitab-Nya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Demikian juga sebaliknya. Kelompok Ahlussunnah tidak menyebut, “peribadatan dan tata cara pengamalannya” dan “budi pekerti” sebagai bagian dari rukun. Namun itu bukan berarti golongan ini mengabaikannya. Mereka hanya menekankan persoalan itu di tempat yang lain.

Adapun keimanan tentang qadha dan qadar yang merupakan Rukun Iman dalam pandangan Ahlussunnah, itu juga bukan berarti Syiah Imamiyah tidak mempercayainya. Memang, dalam Al-Quran ketika menyebut sekian banyak hal yang harus diimani, keimanan menyangkut qadha dan qadar tidak dimasukkan dalam rangkaiannya (perhatikan QS Al-Baqarah ayat 285 dan An-Nisa ayat 136).

Namun sekali lagi itu bukan berarti rukun itu tidak harus dipercayai. Buktinya, dalam buku yang ditulis ulama Syiah Imamiyah ditemukan uraian tentang qadha dan qadar yang diartikan “manusia berada di lingkungan keduanya.” Di samping itu, manusia juga memiliki kebebasan bertindak dan kemerdekaan berkehendak. Pendapat mereka ini justru serupa dengan pendapat tokoh Ahlussunnah, Al-Asyari.

RINI KUSTIANI

Berita Terkait:
Mengenal Syiah di Indonesia
Siapa Syiah, Siapa Sunni
Mengenal 4 Kelompok dalam Syiah

Persamaan dan Perbedaan Sunni-Syiah

Foto Anak dan Lansia Korban Penyerangan di Sampang
Syiah Imam Dua Belas

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Zakir Naik Ceramah di Bekasi Malam Ini, 42 Ribu Tiket Ludes

8 April 2017

Cendekiawan muslim, Zakir Naik, memberikan pemaparan saat kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), DI Yogyakarta, 3 April 2017. Selama mengunjungi Indonesia Zakir Naik melakukan dakwah di sejumlah daerah antara lain di Bandung, Yogyakarta, Ponorogo, dan Makasar. ANTARA FOTO
Zakir Naik Ceramah di Bekasi Malam Ini, 42 Ribu Tiket Ludes

Arif mengatakan, kapasitas sebenarnya 30-32 ribu, tapi ditambah lagi 10 ribu, sebagai hasil diskusi Zakir Naik dan Wali Kota Bekasi.


Zakir Naik di Bekasi, 28 Ribu dari 32 Ribu Kursi Stadion Telah Terisi  

4 April 2017

Aksi Ulama asal India, Zakir Naik saat memberi ceramah terbuka di hadapan ribuan masyarakat di kampus UPI, Bandung, Jawa Barat, 2 April 2017. TEMPO/Prima Mulia
Zakir Naik di Bekasi, 28 Ribu dari 32 Ribu Kursi Stadion Telah Terisi  

Arif mengatakan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menginginkan pendaftaran dibuka lebih walau kuota normalnya sekitar 31-32 ribu.


Zakir Naik, Hari Ini Panitia Bekasi Sebar Undangan Non-Muslim

4 April 2017

Aksi Ulama asal India, Zakir Naik saat memberi ceramah terbuka di hadapan ribuan masyarakat di kampus UPI, Bandung, Jawa Barat, 2 April 2017. TEMPO/Prima Mulia
Zakir Naik, Hari Ini Panitia Bekasi Sebar Undangan Non-Muslim

Arif tidak menyebut secara detail siapa saja yang diundang, karena nama-nama itu masih sensitif jika diumumkan.


Pendidikan Agama dan Akar Radikalisme

13 September 2016

Pendidikan Agama dan Akar Radikalisme

Sejak kematian pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur, Santoso alias Abu Wardah, pada 18 Juli lalu, banyak pihak menilai hal itu sebagai keberhasilan ikhtiar negara menumpas akar-akar terorisme. Namun mungkinkah peristiwa tertembaknya seseorang dapat menjelaskan bahwa gerakan radikalisme di Indonesia telah berakhir?


Kiai di Kediri Sebut Pengeras Suara Saat Azan Hukumnya Sunah

4 Agustus 2016

Seorang pengungsi melakukan adzan saat berada di kamp pengungsian di Irbil, Irak (28/6). Para pengungsi ini melarikan diri karena kekerasan antara sektarian mengancam kawasan Timur tengah. AP/Hussein Malla
Kiai di Kediri Sebut Pengeras Suara Saat Azan Hukumnya Sunah

Ketua Asosiasi Pondok Pesantren Jawa Timur KH Reza Ahmad Zahid menegaskan, tak perlu kaku saat menggunakan pengeras suara ketika mengumandangkan azan.


Dosen UGM: Islam di Arab Saudi Itu Miskin Imajinasi

21 Juni 2016

Massa dari Hizbut Tahrir Indonesia berunjuk menentang kenikan BBM di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Kamis (29/3). TEMPO/Prima Mulia
Dosen UGM: Islam di Arab Saudi Itu Miskin Imajinasi

Universitas Islam Indonesia menangkal masuknya ide-ide Hizbut Tahrir soal khilafah ke kampus.


Ben Anderson Rindu Gus Dur dan Menggilai TTS

22 Desember 2015

Profesor Benedict Anderson dari University of Cornell memberikan kuliah Umum di FIB UI, Jakarta, 10 Desember 2015. TEMPO/Frannoto
Ben Anderson Rindu Gus Dur dan Menggilai TTS

Ben Anderson ternyata suka mengisi TTS dan menghormati Gus Dur sebagai tokoh pluralisme.


Gaya Aa Gym Pakai Topi Koboi dan Kursus Berkuda di AS

12 Agustus 2015

AA Gym memberi tausiah pada pengajian Ramadhan bersama Bandung Hijabers Community di Masjid Al Ukhuwah, Bandung, Jawa Barat, 28 Juni 2015. TEMPO/Prima Mulia
Gaya Aa Gym Pakai Topi Koboi dan Kursus Berkuda di AS

Dalam Islam, berkuda adalah olahraga yang disunahkan dan didampingi malaikat.


Ibadah yang Dianjurkan pada Malam Nisfu Syakban  

1 Juni 2015

Seorang umat muslim mengikuti dzikir akbar bertepatan dengan malam Nisfu Sya'ban di Monas, Jakarta, Rabu (5/8). Dzikir akbar yang dihadiri wapres bertujuan untuk keselamatan bangsa. Tempo/Tony Hartawan
Ibadah yang Dianjurkan pada Malam Nisfu Syakban  

Ada yang menggunakan malam Nisfu Syakban untuk berdakwah. Bagaimana memaknainya?


Bagaimana Hukum Baca Yasin di Malam Nisfu Sya'ban?  

1 Juni 2015

REUTERS/Cheryl Ravelo
Bagaimana Hukum Baca Yasin di Malam Nisfu Sya'ban?  

Umat muslim disarankan memperingati Nisfu Syaban dengan ibadah yang tidak dipamerkan.